Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Hemofilia Si Penyebab Perdarahan, Jangan Anggap Enteng

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Sel Darah Merah. Topnews.in
Ilustrasi Sel Darah Merah. Topnews.in
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Darah yang keluar dari hidung biasa disebut mimisan atau epitaksis. Hampir semua orang pernah mengalami mimisan, bahkan sering kali dianggap dianggap sebagai hal yang wajar.

Faktanya, meski tampak sederhana dan tidak berbahaya, mimisan yang terjadi terus-menerus bisa menjadi tanda penyakit yang serius. Begitu banyak penyebab mimisan, paling sering adalah trauma, misalnya anak mimisan karena terbentur tanpa sengaja atau karena cuaca.

Lebih dari itu, dokter spesialis kesehatan anak dan onkologi Mayapada Hospital, Moeslichan, mengatakan jangan menganggap remeh mimisan. Menurutnya terdapat dua penyakit serius yang ditandai dengan mimisan yaitu hemofilia dan leukimia. Federasi Hemofilia Dunia menyatakan bahwa hemofilia ditemukan pada satu dari 10.000 orang.

“Kalau mimisan jangan dianggap sepele. Jangan anggap enggak apa-apa terus karena ujung-ujungnya tidak tahu apa-apa. Kalau terjadi mimisan dua kali harus segera konsultasi ke dokter,” kata Moeslichan.

Hemofilia adalah penyakit pada sistem pembekuan darah. Perdarahan umumnya sulit berhenti, terjadi pada jaringan lunak dan persendian yang ditandai dengan munculnya lebam. Bagian paling rentan mengalami perdarahan adalah lutut. Para penderita hemofilia tak boleh menjalani aktivitas yang terlalu banyak berkontak fisik.

Baca juga:
Hati-Hati Lebam pada Tubuh Anak, Tanda Hemofilia
Tantangan Penderita Hemofilia, dari BPJS Hingga Biaya

Penyakit itu adalah penyakit yang diturunkan dari ibu ke anak laki-lakinya. Dalam hal ini, ibu tak menderita hemofilia, hanya membawa gennya.

“Hemofilia itu disebabkan karena ada kromosom yang rusak,” jelasnya.

Dia menuturkan hemofilia dapat dilihat sejak anak masih balita. Biasanya, saat mulai merangkak, lebam akan muncul di sekitar lutut. Lalu, apabila terluka pendarahan akan sukar berhenti.

Tanda lainya terjadi pendarahan di hidung dengan frekuensi sering. Apabila gejala tersebut tampak, alangkah baiknya segera membawa penderita ke dokter supaya segera tertangani.

Apalagi, pengobatan untuk mengatasi gejala hemofilia juga sudah ditemukan. Pengobatan dilakukan dengan memberikan faktor pembekuan darah yang sesuai kepada penderita hemofilia. Meski demikian, penderita tetap perlu melakukan terapi dan membutuhkan pengawasan dengan baik untuk menghindari komplikasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Jika tidak segera diobati maka cacat seperti kakinya bengkok atau bahkan mati usia dini,“ jelasnya.

Sebagai catatan, kerusakan sendi adalah komplikasi yang sering terjadi pada penderita hemofilia. Dalam keadaan ini, perdarahan sering terjadi di rongga sendi akibat benturan, olahraga, ataupun tanpa penyebab yang jelas.

Saat terjadi perdarahan dalam sendi terjadi pula peningkatan tekanan ruang sendi. Akibatnya, kondisi ini menyebabkan nyeri, pembengkakan kronis, dan deformitas (perubahan bentuk). Sendi yang sering terkena kerusakan adalah lutut, siku, dan pergelangan kaki atau engkel.

Pada penderita hemofilia dengan pemberian terapi faktor pembekuan darah, dapat terjadi inhibitor. Hal ini muncul saat sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi yang menyerang faktor pembekuan darah tersebut, lantaran dianggap sebagai benda asing yang perlu dihancurkan.

Umumnya, terapi hemofilia diberikan melalui suntikan. Hal ini bisa menimbulkan risiko nyeri dan infeksi pada area suntikan. Namun, komplikasi ini mudah dihindari dengan menjaga peralatan suntik tetap steril. Penggunaan sarung tangan dan pembersihan dengan alkohol sebelum penyuntikan juga perlu diperhatikan.

Dia menuturkan dengan menjalani perawatan yang tepat, anak yang menderita hemofilia dapat menjalani kehidupan yang normal. Anda juga perlu menghindarkan anak dari aktivitas yang melibatkan kontak fisik, seperti olahraga bela diri. Selain itu menghindari obat aspirin lantaran dapat mengganggu pembekuan darah.

Selain hemofilia, mengalami mimisan terlalu sering juga sebagai tanda-tanda awal dari kanker darah.

Sebenarnya, pada orang yang normal mimisan bisa terjadi ketika suhu badan terlalu tinggi. Selain itu, mimisan tersebut hanya berlangsung dengan waktu singkat.

Hal ini berbeda dengan penderita kanker darah, yang mengalami mimisan terlalu sering diiringi dengan rasa sakit di kepala yang teramat sangat.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

21 jam lalu

ilustrasi memar (pixabay.com)
Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.


Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

1 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.


Hindari Pendarahan, Ini yang Perlu Diperhatikan Pasien Hemofilia

7 hari lalu

Hidup Normal dengan Hemofilia
Hindari Pendarahan, Ini yang Perlu Diperhatikan Pasien Hemofilia

Hemofilia terjadi karena adanya gangguan dalam pembekuan darah. Penderita dapat mengalami pendarahan meski tidak terjadi trauma.


Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

16 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@raditya_dika
Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

25 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Sering Keluar Ingus Campur Darah, Waspada Kanker Nasofaring

58 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Keluar Ingus Campur Darah, Waspada Kanker Nasofaring

Dokter THT mengatakan ingus bercampur darah bisa jadi tanda awal kanker nasofaring. Periksakan diri ke dokter untuk diagnosis.


6 Manfaat Bekam yang Baik untuk Kesehatan Tubuh, Bisa Membuang Racun

15 Januari 2024

Pengobatan bekam ternyata sudah dilakukan sejak dulu, bahkan dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Berikut manfaat bekam yang bagus untuk kesehatan. Foto: Canva
6 Manfaat Bekam yang Baik untuk Kesehatan Tubuh, Bisa Membuang Racun

Pengobatan bekam ternyata sudah dilakukan sejak dulu, bahkan dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Berikut manfaat bekam yang bagus untuk kesehatan.


Donor Darah Juga Ada Mitosnya, Bagaimana Faktanya?

13 Januari 2024

Ilustrasi Donor Darah. Tempo/Aditia Noviansyah
Donor Darah Juga Ada Mitosnya, Bagaimana Faktanya?

Ada beberapa mitos terkait donor darah yang membuat orang enggan melakukannya. Bagaimana faktanya?


7 Cara Alami Menurunkan Kolesterol

27 Desember 2023

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
7 Cara Alami Menurunkan Kolesterol

Berikut adalah beberapa cara alami yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan kadar kolesterol.


Gejala dan Faktor Risiko Urine Berdarah

26 Desember 2023

Ilustrasi urine. Shutterstock
Gejala dan Faktor Risiko Urine Berdarah

Seseorang yang mengalami hematuria atau urine berdarah tidak memiliki gejala lain selain perubahan warna pada kencing.