TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai aktris, Prisia Nasution tak tinggal diam saat terorisme dan aksi radikal kembali jadi sorotan di Indonesia. Aktris 33 tahun itu bekerja sama dengan Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT).
Menurut Prisia Nasution, dari hasil penelitian, ajakan gerakan terorisme mengacu pada wanita. Sebagai wanita, ia tentunya berharap agar perempuan Indonesia bisa lebih tegas pada ajakan terorisme.
"Kebetulan aku juga bantuin BNPT, memang research itu mengarah ke wanita. Maksudnya ya sekarang yang mungkin yang salah satu yang aku bantuin adalah sebagai perempuan kita harus kuat jangan mau dibego-begoin," katanya.
Bintang film “Sokola Rimba” itu memang sudah aktif bekerja sama dengan BNPT. Pada 2017 lalu, wanita yang akrab disapa Pia ikut mengkampanyekan antiterorisme lewat workshop dan pemutaran film pendek.
Ia juga ikut hadir di 32 provinsi memberikan workshop film pendek sebagai media penangkal paham terorisme dan radikal di Indonesia.
Baca juga:
Bom Surabaya, Kiat Menghilangkan Trauma Psikis pada Anak
Paska Bom Surabaya, Ini Dampak Terorisme pada Anak
Bom Surabaya, Apa Jawaban bila Anak Bertanya Soal Teroris?
Meski masih dirundung duka atas jatuhnya korban jiwa dan juga korban luka-luka, ia berpesan agar masyarakat tak terpancing dengan tragedi terorisme. Jangan sampai jadi terpecah belah karena serangan bom Surabaya.
"Ini unsur cuma buat memecah belah kita doang. Jangan sampai kita kemakan apapun sama misi-misi mereka,” ujarnya.
Ia mengatakan Indonesia harus bersatu dan dia yakin Indonesia akan semakin kuat dengan kejadian ini.
"Indonesia kuat, dari satu bencana ke bencana lain, semoga itu yang bikin kita semakin kuat lagi," tuturnya.