TEMPO.CO, Jakarta - Bom mengguncang tiga gereja di Surabaya, Minggu, 13 Mei 2018. Peristiwa bom Surabaya ini mungkin saja membuat anak-anak yang berada di tempat kejadian mengalami trauma psikologis, yang dapat menghasilkan masalah kejiwaan akut dan kronis.
Anak mungkin akan mengalami masalah stres pascatrauma (PTSD). Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memulihkan anak dari trauma psikis karena menjadi korban terorisme.
Baca: Paska Bom Surabaya, Ini Dampak Terorisme pada Anak
Buat banyak anak, gejala PTSD hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Namun beberapa anak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun jika mereka tidak mendapat perawatan. Dilansir dari situs U.S. Department of Veterans Affairs, ada banyak pilihan perawatan, yang dijelaskan di bawah ini.
#Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)
CBT adalah pendekatan yang paling efektif untuk merawat anak-anak. Salah satu jenis CBT disebut CBT Trauma-Focused (TF-CBT). Di TF-CBT, anak mungkin berbicara mengenai ingatannya tentang trauma. TF-CBT juga mencakup teknik untuk membantu mengurangi kekhawatiran dan stres. Anak dapat belajar bagaimana menegaskan diri sendiri.
Terapi mungkin melibatkan pembelajaran untuk mengubah pikiran atau keyakinan tentang trauma yang tidak benar atau benar. Setelah trauma, misalnya, seorang anak mungkin mulai berpikir bahwa dunia benar-benar tidak aman. Beberapa orang mungkin mempertanyakan apakah anak-anak harus diminta memikirkan dan mengingat peristiwa yang membuat mereka takut.
Baca juga: Bom Surabaya, Apa Jawaban bila Anak Bertanya Soal Teroris?
Namun pendekatan pengobatan jenis ini berguna ketika anak-anak tertekan oleh kenangan trauma. Anak dapat diajarkan dengan langkahnya sendiri untuk bersantai, sementara mereka memikirkan tentang trauma. Dengan begitu, mereka belajar tidak perlu takut dengan ingatan mereka.
Penelitian menunjukkan TF-CBT aman dan efektif untuk anak-anak dengan PTSD. CBT sering menggunakan pelatihan untuk orang tua dan pengasuh. Penting bagi pengasuh untuk memahami efek PTSD. Orang tua perlu belajar keterampilan mengatasi hal tersebut untuk membantu anak-anak mereka.
#Bantuan psikologis pertama/manajemen krisis
Psychological first aid (PFA) dapat digunakan di sekolah dan pengaturan tradisional. Metode ini memberikan kenyamanan dan dukungan serta membiarkan anak-anak tahu reaksi mereka normal. PFA mengajarkan keterampilan menyelesaikan masalah dan menenangkan. PFA juga membantu pengasuh menghadapi perubahan dalam perasaan dan perilaku anak. Anak-anak dengan gejala yang lebih parah dapat dirujuk untuk perawatan tambahan.
#Gerakan mata desensitisasi dan pengolahan ulang (EMDR)
EMDR menggabungkan terapi kognitif dengan gerakan mata yang diarahkan. EMDR efektif mengobati anak-anak dan orang dewasa dengan PTSD. Namun penelitian menunjukkan gerakan mata tidak diperlukan untuk membuatnya bekerja.
#Terapi bermain
Terapi bermain dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dengan PTSD yang tidak dapat menangani trauma lebih langsung. Terapis menggunakan permainan, gambar, dan metode lain untuk membantu anak-anak memproses kenangan traumatis mereka.
CANDRIKA RADITA