TEMPO.CO, Jakarta - Mengi adalah suara yang terjadi karena adanya penyempitan jalan udara atau pernafasan tersumbat sebagian. Wanita hamil bisa mengalami mengi. Selama kehamilan, mengi bisa terjadi karena asma. Ketika jalur pernafasan sempit, udara bergerak dengan suara yang berbeda. Suara itu terjadi terutama saat mengembuskan nafas.
Mengi adalah tanda bernafas, biasanya terjadi saat asma, atau kerusakan pada saluran udara. Bisa juga karena terbentuknya lendir di saluran udara. Bahkan merokok pun bisa menyebabkan mengi.
Bahaya mengi selama kehamilan membuat aliran oksigen ke janin berkurang, dilansir dari laman Boldsky. Tapi, jika perawatannya tepat, ibu hamil yang menderita asma bisa mengatur kehamilannya dengan aman.
Baca juga:
Kiat Ibu Baru Menjaga Kesehatan Selama Kehamilan
Tanpa Disadari, 10 Hal Ini Menandakan Anda sedang Hamil
Jaga Kesehatan Janin sejak Awal Kehamilan, Ini Kata Dokter
Pakar kesehatan merekomendasikan pengobatan untuk asma selama kehamilan. Jika asma tidak terkontrol tepat waktu, dapat menyebabkan preeklamsia. Kondisi ini bisa mempengaruhi otak, hati, ginjal, dan plasenta. Hal ini bisa menganggu pertumbuhan janin, bayi lahir prematur, atau berat lahir rendah.
Dalam kasus yang jarang terjadi, hal itu juga bisa mengakibatkan kematian bayi. Tapi, jika asma dikendalikan, faktor risiko akan berkurang. Cara mengatasinya dengan mengendalikan peradangan dan mencegah serangan asma selama kehamilan. Selain itu, aktivitas bayi harus selalu diobservasi.
Jika selama fase mengi gerakannya berkurang segera cari perawatan medis. Saat mengalami mengi, fungsi paru-paru dan aliran oksigen ke janin harus diperiksa secara teratur. Hindari semua pemicu mengi, seperti paparan debu, asap, dan pemicu asma lainnya selama kehamilan. Selain karena asma, mengi dapat terjadi karena alergi. Konsultasikan dengan dokter untuk mencegah komplikasi.