TEMPO.CO, Jakarta - Kehamilan Dewi Sanca menjadi sorotan. Pasalnya, ia membeberkan kepada publik bahwa kekasihnya belum ada itikad baik untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya yang telah menghamili penyanyi dangdut tersebut.
Baca: Dewi Sanca Hamil tanpa Suami, Apa Dampak Psikologisnya?
Kehamilan di luar nikah merupakan hal yang paling ditakuti oleh perempuan, apalagi jika ayah biologis dari jabang bayi tidak mau bertanggung jawab. Opsi Dewi Sanca untuk mempertahankan bayinya ketimbang melakukan praktik ilegal aborsi merupakan bentuk kebesaran hati walaupun tanpa pasangan.
Menjadi orang tua tunggal berarti berjuang untuk membesarkan anak seorang diri. Hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan. Selain harus berperan sebagai ibu, seseorang juga harus mengisi kedudukan sebagai ayah. Beban pekerjaan pun menjadi dua kali lipat untuk dilakukan.
Memutuskan untuk mengasuh anak sendirian bukan hanya harus kuat secara fisik namun juga mental. Terlebih tidak semua orang memiliki pemikiran yang terbuka. Orang di sekitar akan mencibir karena memiliki anak di luar nikah, bahkan harus membesarkan anak tanpa ayah.
Artikel lain: Payudara Sensitif Saat Hamil, Redakan dengan 7 Cara Berikut
Pelaksana Jabatan Sementara Direktur Pelaksana Cabang (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) PKBI Bantul, Ammi Prayoga mengatakan kepada Tempo.co bahwa pada fase di mana korban memutuskan untuk tetap melahirkan dan membesarkan bayinya sendiri, kemungkinan yang akan terjadi adalah perasaan malu dan akan sedikit menutup diri dari lingkungan sekitar.
“Di sini fungsi keluarga sangat dibutuhkan untuk mendukung perempuan tersebut meneruskan kehamilannya” ungkapnya.
CANDRIKA RADITA