TEMPO.CO, Jakarta - Kesetaraan pria dan wanita sekarang di berbagai bidang kehidupan sudah nyaris pada posisi yang sama seiring dengan perkembangan jaman. Kemudian muncullah situasi di dalam rumah tangga di mana suami dan istri memiliki pekerjaan di luar.
Namun, pada banyak kasus, kondisi ini sering dianggap menjadi pemicu terjadinya pertengkaran di dalam rumah tangga. Ada anggapan bahwa pasangan suami-istri yang bekerja cenderung lebih mudah mengalami pertengkaran di rumah dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Anggapan itu disanggah akademisi psikologi di Universitas Bina Nusantara, Muhamad Nanang Suprayogi. Ia lebih yakin kecenderungan pertengkaran lebih dipengaruhi oleh seberapa besar masalah yang dialami oleh masing-masing dari mereka di tempat pekerjaan.
"Suami atau istri yang menghadapi banyak masalah dalam bekerja dan tidak selesai di tempat pekerjaan akan membawanya ke rumah dan mendorong kecenderungan pertengkaran," ujarnya, Selasa, 1 Mei 2018.
Artikel lain:
Ketahui 6 Tanda Pria Menjalin Hubungan Hanya Demi Seks
Cemburu Buta pada Pasangan, Redakan dengan 3 Kiat Berikut
Perhatikan 3 Sinyal Ini, Bisa Jadi Pasangan Sudah Mulai Bosan
Karena itu, bila suami-istri sama-sama bekerja, hal terpenting yang harus dilakukan keduanya guna menekan pertengkaran adalah kemauan untuk saling memahami. Keduanya perlu menggunakan "teori layangan", yakni sikap “tarik-ulur” dalam merespon persoalan.
Ketika emosi istri sedang memuncak, maka suami perlu mengendurkan sikapnya. Tetapi saat istri mulai menurunkan tensinya, baru suami bisa mengeluarkan penegasan yang lebih kuat. Sebaliknya, pola sikap yang sama bisa juga dilakukan istri.
“Jangan kenceng-kencengan, nanti malah putus layangannya, terjadi pertengkaran hebat,” katanya.
Akan lebih baik lagi suami bersikap lebih tenang atau diam saat suasana hati istri sedang panas sampai setelah semua uneg-uneg istri keluar, baru kemudian suami berbicara. Sikap ini perlu dilakukan suami karena kadang-kadang istri bersikap seperti itu hanya karena ingin didengarkan, dimengerti, atau dipahami.