TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia termasuk negara dengan iklim tropis, yang membuat cuaca seringkali terasa panas dan lembab. Namun, akhir-akhir ini masyarakat Indonesia sedang merasakan hujan hampir setiap hari.
Karena tidak merasakan matahari yang panas seperti biasa, banyak yang merasa kalau mereka tidak perlu menggunakan tabir surya pada saat hujan. Padahal, tabir surya tetap penting untuk digunakan saat hujan.
Sinar matahari tetap ada sekitar 60-80 persen saat musim hujan. Sinar matahari dapat mempercepat penuaan dini, karena itu kulit harus terus dilindungi.
“Penuaan dini kulit lebih cepat dialami orang yang sering terpapar sinar matahari. Untuk melindungi kulit dari sinar matahari dapat dilakukan dengan proteksi fisik dan kimia,” ujar dr. Anesia Tania SpKK, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.
Baca juga:
3 Trik Memberikan Tabir Surya untuk Anak-anak
Cukupkah Tabir Surya SPF 30 buat Orang Indonesia? Ini Kata Pakar
Tips Cantik: 5 Cara Pakai Tabir Surya Tanpa Merusak Makeup
Baca Juga:
Proteksi fisik dapat dilakukan dengan menggunakan topi, payung, atau kacamata hitam. Sedangkan proteksi kimia dilakukan dengan penggunaan tabir surya. tabir surya dapat melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB. Produk tabir surya biasanya ditandai dengan kadar Sun Protector Factor (SPF).
Untuk tipe kulit yang lebih gelap, biasa dianjurkan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF 30 ke atas. Sedangkan para wanita dengan tipe kulit yang lebih putih dan terang, sebaiknya menggunakan SPF 50 ke atas.
“Semakin terang kulit, SPF semakin tinggi. Ingat bahwa sunscreen baru aktif minimal 30 menit setelah diaplikasikan. Jadi gunakan minimal 30 menit sebelum beraktivitas dan ulangi setiap 2-5 jam tergantung kandungan SPF-nya,” tambah dr Anes.