TEMPO.CO, Jakarta - Ibu yang menjadi wanita karier sering meluapkan persoalan dan emosi atas kesulitan pekerjaaannya kepada anak di rumah. Energi ibu habis terkuras di tempat pekerjaan dan di rumah hanya tinggal sisa energi yang dikeluarkan dengan marah.
"Ibu yang meluapkan emosinya dari kantor saat sedang di rumah menurut saya itu tidak fair bagi anak," ujar Nyi Mas Diane, Ketua Koordinator Bidang Pengembangan Sumber Daya Yayasan Bhakti Asdiraa.
Menurutnya, setelah seharian sibuk di tempat pekerjaan, biasanya ibu akan sulit mendengarkan keluhan-keluhan anaknya dan menjadi orang tua “akhir pekan”. Senin sampai Jumat sibuk bekerja dan meluangkan perhatiannya hanya saat libur di akhir pekan.
Dalam kondisi tersebut anak berpeluang mencari perhatian ke tempat lain yang cenderung memberi contoh buruk bagi perkembangan emosinya. Misalnya, karena merasa bersalah terlalu banyak menghabiskan waktu di luar, orang tua memberikan sarana permainan dalam bentuk apapun, seperti gawai atau permainan digital lain serta kebebasan yang luas kepada anak untuk menggunakannya.
Baca juga:
Ibu Bekerja di Luar Rumah Bagus buat Anak, Cek Dampak Positifnya
Anak Terdiagnosis Alergi Penisilin, Simak Penjelasan Ilmiahnya
Kiat Mengurangi Rasa Sakit Melahirkan Anak Kedua
Baca Juga:
Namun dengan begitu, tercipta kondisi tidak adanya komunikasi di dalam keluarga. Suami dan istri yang keduanya bekerja juga cenderung lebih sering mengalami pertengkaran dalam keluarga sehingga akan mempengaruhi anak-anak juga. Kondisi tersebut akan merusakan kepercayaan diri seorang anak, mereka merasa tidak aman.
"Orang tua yang baik adalah orang tua yang memahami posisinya sebagai orang tua, mengetahui tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua. Melindungi, memberikan pendidikan, mencegah pernikahan dini, menumbuhkembangkan bakat dan minat serta karakter anak dan sebagainya," paparnya.
Karena itu, opsi apapun yang menjadi pilihan orang tua, seperti keputusan ibu untuk bekerja di luar, pastikan kebutuhan dan kepentingan anak selalu menjadi prioritas.
Pastikanbuah hati tetap mendapat perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan. Meskipun sibuk bekerja di luar, orang tua harus tetap sering berkomunikasi, memberikan perhatian, dan menjadi bagian dari keseharian anak.
Bila ibu merasa letih setelah pulang bekerja, tidak perlu menyatakan keletihannya kepada anak karena mereka akan merasa tidak dihargai atau tidak terlalu dipentingkan dibandingkan dengan pekerjaan orang tuanya. Begitu juga bila anak melakukan kesalahan, lantas membandingkannya dengan anak lain yang dinilai lebih baik.
"Ngobrol lah dengan anak sebisa mungkin, sesibuk apapun orang tua bekerja di luar sana. Ayah dan ibu, keduanya harus terlibat berkomunikasi dengan anak. Jangan jadi orang tua "weekend"," saran Diane.