TEMPO.CO, Jakarta - Perhelatan Muslim Fashion Festival (MUFFEST) Indonesia 2018 telah usai digelar. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, resmi membuka pergelaran acara ini pada19 April 2018.
Sejak pembukaan, acara ini telah berhasil melebihi target sekitar 51.389 pengunjung. Melalui rangkaian program acara, peragaan busana dan pameran, MUFFEST 2018 telah berhasil menampilkan keunggulan produk busana muslim di Indonesia.
Keragaman gaya dan desain busana muslim ditampilkan di peragaan busana setiap harinya. Dalam acara penutupan, empat desainer muslim muda menunjukkan kreasi yang unik dan berbeda.
“Tahun ini mungkin sangat beda, biasanya closing ceremony desainer senior semua. Kali ini kita highlight untuk yang junior, new generation, desainernya,” ujar Ali Charisma, National Chairman of Indonesia Fashion Chamber, di Jakarta Convention Center, Minggu, 22 April 2018.
Baca juga:
Busana Muslim Bertema Hutan Rimba dari Si.Se.Sa
Berburu Fashion Muslim Kekinian di MUFFEST 2018
MUFFEST 2018 Hadirkan Tren Fashion Muslim Kekinian
Ali Charisma telah mengawasi empat desainer muda ini dan melihat perkembangan mereka yang sangat bagus. Acara penutupan diawali oleh Saffana, dengan gaya manis menggunakan teknik pleating. Dalam busana terlihat bentuk lipit atau lipatan kecil yang simetris, lurus, dan juga bergelombang.
Siluet meliuk lepas menggambarkan feminitas wanita Indonesia saat menggunakan busana muslim. Koleksi yang terdiri dari delapan busana ini menggunakan material sifon, sutera satin, dan nilon tule. Dilanjutkan dengan koleksi Inas Nabilla, menampilkan busana muslim menggunakan tenun.
“Ada ciri khas sedikit elemen tiga dimensi. Saya berusaha mengemas sesuatu yang tradisional dengan sesuatu yang kontemporer,” jelas Inas Nabilla.
Model diatas catwalk mengenakan koleksi busana muslim dalam parade fashion saat pembukaan Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2018 di Plenary Hall Jakarta Convention Center, 19 April 2018. TEMPO/Nurdiansah
Menampilkan 12 busana dalam koleksinya, busana terlihat unik dan menonjol dengan renda-renda lepas di bagian depan baju.
Desainer muda ketiga, Drey, menampilkan koleksi yang lebih monokrom. Warna pastel dan hitam menjadi warna dominan dalam koleksi ini dengan potongan-potongan yang unik. Kombinasi warna polos dengan potongan yang unik membuat penampilan yang menarik dan berbeda. Koleksi ini menampilkan 11 tampilan yang sederhana tetapi tetap memiliki karakter yang kuat.
Mengakhiri acara, peragaan busana terakhir adalah hasil karya Andri Suta, dengan 12 busana.
“Pada kesempatan ini saya membawa tema Denim of Sahara. Busana muslim dengan bahan dasar denim, karena saya lihat belum begitu banyak denim pada busana muslim,” kata Andri Suta.
Menggunakan teknik washing denim dan laser denim, Andri menampilkan gaya yang unik dan berbeda. Ada juga gambar wajah perempuan di beberapa busana denim dengan tulisan “Free Palestine Now.”
Hal lain yang unik dari koleksi ini adalah potongan denim pada busana yang berbeda dari denim biasa. Andri juga menggunakan tali berwarna oranye pada jaket denim dalam koleksi, untuk memberi warna pada koleksi tersebut.
Gati Wibawaningsih selaku Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, resmi menutup ajang MUFFEST tahun ini.