TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mengkonsumsi obat antibiotik yang mengandung penisilin untuk infeksi telinga, anak mengalami ruam. Dokter mendiagnosis anak alergi terhadap penisilin.
Ternyata, kecil kemungkinan anak berisiko alergi penisilin. Studi yang dipublikasikan di Pediatrics, analisis terhadap 100 anak yang didiagnosis alergi penisilin ternyata berisiko rendah. Dari gejala gatal atau ruam yang ditemukan, tidak ada yang benar-benar alergi terhadap obat tersebut.
Baca Juga:
Para peneliti menggunakan kuesioner untuk memperkirakan risiko bahwa anak-anak tersebut benar-benar alergi. Kemudian mereka menguji anak-anak dengan tiga langkah proses yang berakhir dengan pemberian penisilin di bawah pengawasan medis.
Alergi obat yang mengandung penisilin merupakan alergi yang sering terjadi pada anak. Namun temuan ini menyatakan alergi tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya.
"10-15 persen anak yang didiagnosis alergi tersebut, hasil hipotesis kurang dari 1 persen yang terdiagnosis alergi," ujar David Vyles, penulis utama studi ini dan dokter spesialis anak di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, seperti dilansir dari laman Todays Parent.
Artikel lain:
Kenali 6 Tanda Alergi Makanan, dari Pusing sampai Bengkak
Ketahui 11 Tipe Alergi
2 Kondisi Rumah yang Bisa Memicu Alergi
Biasanya, diagnosis alergi penisilin adalah ruam kulit. Ruam merupakan gejala adanya alergi serius. Efek samping pemberian obat bisa menyebabkan anak muntah hingga bermasalah dengan pernapasan.
Dalam kasus lain, ruam merupakan reaksi terhadap obat penisilin, tapi bukan alergi. Biasanya anak dan orang dewasa yang alergi terhadap penisilin diberi antibiotik pengganti, yang kerap kurang efektif, atau memiliki efek samping yang lebih banyak.
Obat pengganti juga umumnya lebih mahal. Tak heran makin banyak orang mengalami resisten antibiotik. Karena itu, orang tua harus kritis jika anak didiagnosis alergi penisilin.
"Saran saya adalah mempertanyakannya. Terkadang gejalanya sangat ringan sehingga bisa mematahkan diagnosisnya," kata Vyles.