TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa ibu pernah mengalami sedikit konflik dengan anak pada pagi hari. Entah karena anak terlambat bangun, waktu mandi yang berlarut-larut, atau si kecil kurang cocok dengan menu sarapan yang dihidangkan di meja makan.
Konflik setiap pagi yang sering berulang ini terlihat seperti adegan drama. Meski sekilas tampak sepele, drama pada pagi hari ternyata bisa mengganggu suasana hati si kecil hingga mempengaruhi kegiatan belajarnya di sekolah.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar drama semacam ini tidak terus berulang menjadi menjadi sinetron harian di rumah Anda. Menurut psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, kuncinya adalah aktivitas pada pagi hari yang teratur.
Baca juga: Parental Time Sederhana, Manfaatnya Luar Biasa untuk Anak
“Contohnya, setelah bangun tidur, mandi, lalu pakai baju, dan sarapan. Setiap pagi harus ada konsistensi itu. Jangan kadang-kadang sarapan, kadang-kadang enggak. Tujuannya, meminimalkan protes dari anak yang bisa berujung drama di pagi hari," ujar psikolog yang akrab disapa Nina tersebut di Jakarta, belum lama ini.
Selain aktivitas pada pagi hari, jadwal tidur anak juga perlu diatur. Anak harus tidur cukup karena waktu tidur yang kurang rentan memicu drama pada pagi hari. Ibu juga dapat melibatkan anak untuk menyiapkan keperluan diri sendiri atau membantu kegiatan rumah tangga.
Baca juga: Pendidikan Dasar Anak Selalu Berawal dari Rumah bukan Sekolah
Nina mencontohkan, anak usia 4-5 tahun bisa belajar mandi sendiri. “Dengan demikian, ketika berusia 5 atau 6 tahun, anak sudah bisa buang air secara mandiri dan membersihkan diri sendiri. Duduk di bangku SD (sekolah dasar), libatkan anak untuk membantu menyiapkan sarapan. Memasuki SMP (sekolah menengah pertama), anak bisa membantu menyiapkan bekal makanan,” ucapnya.
Cara ini akan membuat anak lebih mandiri dan menjauh dari drama pagi hari. Sikap disiplin anak juga harus didukung dengan sikap orang tua. “Untuk anak yang masih kecil, orang tua harus mempertebal keinginan untuk membantu anak mencapai konsistensi,” ucap Nina. Dia menambahkan, orang tua harus pula konsisten menjalankan rutinitasnya.
Baca juga: Dampak Buruk Terlalu Sering Memuji Anak