TEMPO.CO, Jakarta - Plasenta adalah organ penting pada setiap wanita hamil. Fungsi plasenta adalah mengalirkan nutrisi ke janin. Aliran terjadi saat darah ibu mengalir dari plasenta ke tali pusat.
Plasenta menyaring zat-zat berbahaya dari darah sebelum mengalirkannya, dan janin pun bisa menyerap oksigen dan zat-zat lain, seperti glukosa, dan membuat janin berkembang. Seperti dilansir askdrmanny.com, selain berfungsi sebagai sumber nutrisi, plasenta bertindak sebagai paru-paru pada janin.
Baca: Kim Kardashian Makan Plasenta, Ketahui Manfaatnya
Plasenta mengirim oksigen dan menyerap karbon dioksida, sebelum mengalirkan oksigen lagi, dan begitu seterusnya siklusnya. Plasenta juga memproduksi sederet hormon penting bagi kesehatan ibu dan janin, selain membantu kelancaran persalinan dengan menyiapkan tubuh untuk melahirkan.
Setelah bayi lahir, plasenta pun dibuang dan bentuknya menyerupai potongan liver dengan ukuran seperenam tubuh bayi. Meski organ ini cukup tangguh, tetap saja ada faktor-faktor yang berisiko pada kesehatan plasenta. Berikut ini faktor-faktor tersebut.
*Tekanan darah tinggi
*Masalah penggumpalan darah
*Riwayat kelainan plasenta
*Usia ibu saat hamil
*Trauma perut, misalnya karena jatuh
Baca juga: Andien Biarkan Tali Pusar dan Plasenta Bayinya Putus Sendiri
Dokter bisa memeriksa fungsi plasenta melalui tes, seperti USG dan pengukuran aliran darah. Pada ibu dengan risiko yang tinggi, dokter akan menyarankan pindai pada trimester terakhir.
Plasenta memang organ yang luar biasa dan salah satu yang paling berperan penting selama kehamilan. Namun organ ini bisa menjadi masalah kesehatan serius bila terjadi komplikasi, seperti preeklamsia atau tekanan darah tinggi selama masa hamil. Cara mengatasinya adalah dengan menurunkan tekanan darah, bisa lewat obat, karena bisa berpengaruh pada liver, ginjal, dan sistem saraf pusat.