TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, media massa semakin berkembang, tidak hanya cetak, televisi, tapi juga online hingga youtube. Beragam penayangan berita hadir di masyarakat. Namun, tidak ada yang tahu dampak dari pemberitaan tersebut.
Efek terparah dari segi pemberitaan media massa ialah soal kasus kriminal yang menimpa anak-anak di bawah umur. Ini sangat berdampak bagi anak-anak tersebut di lingkungannya. Bahkan, tidak jarang efek ini mempengaruhi psikologis anak.
Baca Juga:
“Bagi kami, dampak pemberitaan pers tadi membuat satu keluarga terusir. Tidak hanya korbannya, yakni anak yang bisa membahayakan masyarakat mereka,” ujar Retno Listyarti, komisioner KPAI kepada Tempo.co dalam acara Diskusi Publik “Peliputan dan Pemberitaan Media Tentang Anak,” di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis, 12 April 2018.
Baca juga:
Kiat Membatasi Anak dengan Gawainya, Ini Saran Pakar
Hal yang Dilakukan Orang Tua Jika Anak Punya Akun Media Sosial
Tips Ibu Selebgram Lindungi Anak di Media Sosial
Retno menambahkan, efek ini sangat terasa dalam jangka panjang dari kasus yang terjadi dan membuat anak merasa dihakimi, bahkan tak jarang mendapat bullying. Tidak hanya itu, bahkan tak jarang keluarga korban juga beberapa sering dikucilkan dari masyarakat.
“Media memang menyamarkan si korban ini. Namun, mereka menayangkan identitas korban seperti sekolah, keluarga, dan lainnya hingga identitas korban tetap dapat dideteksi dan dalam jangka panjang korban dan orang terdekat akan terkucilkan,” urai Retno.
Di sisi lain, Retno tidak menampik apa yang dilakukan oleh anak-anak ini memang sebuah kasus kriminal. Namun, ini bukan berarti anak tersebut tidak bisa memperbaiki kesalahannya. Kesempatan ini kebanyakan direnggut oleh pemberitaan media massa yang menutup harapan anak-anak itu untuk menjadi lebih baik.
“Anak ini memang salah. Setiap orang tidak dipungkiri akan berbuat salah. Tapi, tetap ini anak-anak. Jadi, anak itu harus diberi kesempatan untuk memperbaiki diri,” tuturnya.