TEMPO.CO, Jakarta – Pada era digital, tak ada lagi batas ruang dan waktu untuk memperoleh informasi. Media sosial memudahkan remaja untuk saling terhubung satu sama lain. Bahkan mereka lebih akrab dengan dunia digital dibandingkan dengan dunia nyata.
Selain sebagai alat komunikasi, media sosial dijadikan alat untuk eksistensi diri dan pencarian jati diri bagi remaja. Astrid Wen, psikolog anak dan praktisi Theraplay, PION Clinician, menjelaskan lebih lanjut tentang dunia remaja dilihat dari teori tahapan perkembangan psikososial manusia yang dikemukakan psikolog dan psikoanalis Erik Erikson.
“Tahapan perkembangan remaja adalah pembentukan identitas diri,” ujarnya.
Pada masa ini, mulai 12 tahun atau pubertas, mereka akan mulai mengembangkan kepribadian, masa ketika mereka akan membentuk diri. Mereka akan banyak melihat dan mencari contoh di sekitar. Orang tua bukan lagi satu-satunya panutan yang mereka lihat.
Mereka akan mengidentifikasi diri dengan hal yang disukai. Remaja juga akan melihat tren atau yang dianggap keren saat itu. Mereka memiliki kebutuhan untuk terkoneksi atau diterima lingkungan atau komunitas yang lebih besar dari mereka. Pada masa remaja pun, mereka akan mencari tahu, menentukan, dan mengembangkan identitas gender atau seksualitasnya.
“Tahapan perkembangan ini, jika dilalui dengan baik, saat dewasa, mereka akan menjadi diri mereka yang sebenarnya, yang firm, tidak terombang-ambing oleh gaya hidup sekeliling, mampu menentukan pilihan dan sikap hidup. Mereka tidak akan bingung dan tidak lemah sebagai pribadi,“ kata Astrid.
Artikel lain:
Cegah Remaja Kecanduan Teknologi, Bikin Peraturan Keluarga
4 Sebab Munculnya Jerawat pada Remaja
Pentingnya Peranan Orang Tua dalam Meredam Emosi Remaja