TEMPO.CO, Jakarta - Tak banyak perempuan yang menjadi awak kapal. Salah satunya, Hettie Geenen perempuan yang menjadi kapten kapal Rainbow Warrior milik Greenpeace.
Hettie Geenen sudah berlayar sejak berumur 14 tahun. Dia pernah bersekolah di sekolah maritim. Setelah itu, dia juga sempat menjadi instruktur berlayar dan kapten untuk kapal turis.
Awalnya, perempuan yang tinggal di bagian Selatan Belanda dan jauh dari perairan, tidak suka berlayar. Dia tidak memiliki anggota keluarga atau teman dekat yang juga menjadi pelaut. “Saya tidak tahu dari mana saya dapat rasa cinta untuk berlayar,” ujar Hettie Geenen, di Kapal Rainbow Warrior, perairan Sorong, Papua Barat, Senin 19 Maret 2018.
Geenen menceritakan saat menjadi kapten kapal turis, dia sering mengantar anak-anak sekolah atau kelompok yang ingin menyewa kapal untuk akhir pekan. Jam kerjanya tujuh hari seminggu selama setengah tahun. Dengan kapal tersebut, dia bisa berlayar selama 5-6 jam setiap hari.
Namun Geenen tidak puas dengan pekerjaan tersebut. Dia ingin melakukan suatu hal dengan tujuan yang lebih berguna. Setelah 12 tahun bekerja sebagai kapten kapal turis, perempuan 56 tahun ini memutuskan bergabung dengan Greenpeace pada tahun 1999 untuk menjadi kapten kapal. “Sekarang saya melakukan sesuatu dengan tujuan, untuk lingkungan. Saya rasa itu sangat beruntung,” ujarnya.
Hettie Geenen, Kapten Kapal Rainbow Warrior, dan Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, di Kapal Rainbow Warrior, di Sorong, Papua Barat, Sabtu 17 Maret 2018 (Tempo/Astari P Sarosa)
Karir Hettie Geenen di Greenpeace awalnya menjadi mualim kapal Rainbow Warrior, saat melakukan Tur Asia untuk isu bebas racun. Setelah itu, dia terus melakukan perjalanan dengan Greenpeace dan melihat secara langsung berbagai isu lingkungan yang ada di seluruh dunia.
“Saya melihat banyak plastik di air, polusi, karang yang memutih, tetapi di sisi lain saya melihat keindahan bumi, keindahan lautan. Tentunya sesuatu harus dilakukan, dan saya merasa senang menjadi bagian dari itu,” ujar Geenen yang menjadi kapten kapal sejak Maret 2016.
Selain Raimbow Warrior, dia juga pernah menjadi kapten kapal besar Esperanza, dan juga kapal untuk di kutub utara, Arctic Sunrise milik Greenpeace. “Saya sudah berlayar seumur hidup saya dan sekarang saya berlayar dengan Rainbow Warrior. Saya pikir saya punya pekerjaan terbaik di dunia,” ujar Geenen. Baginya, Rainbow Warrior tidak hanya bersejarah tapi juga bagian dari pekerjaannya dan sebagai wadah untuk memberikan pesan lingkungan kepada masyarakat.
Tentu tidak mudah harus berada jauh dari keluarga. Namun dia terbiasa dengan jadwal tiga bulan berlayar dan tiga bulan libur. Untungnya, dia memiliki pasangan yang juga bekerja sebagai pelaut dengan jadwal yang sama.
ASTARI PINASTHIKA SAROSA