TEMPO.CO, Jakarta - Tak usah malu untuk memngakui, waktu kecil atau remaja kita mungkin pernah mengalami masalah dengan kutu rambut. Gangguan serangga berukuran hanya sebesar biji wijen itu sungguh menjengkelkan karena membuat gatal kepala.
Meski ukurannya mini, kutu rambut (Pediculus humanus capitis) adalah mahluk yang ganas karena makanannya darah manusia. Mereka juga cepat berkembang biak, bahkan telurnya berderet di berhelai-helai rambut.
Masalahnya, tak semua orang sadar rambutnya berkutu. Akan tetapi, ada tanda-tanda bila kepala seseorang dikuasai koloni kutu, seperti yang diungkapkan Mayo Clinic, di antaranya:
*Rasa gatal di kulit kepala dan leher *Bintik-bintik merah di kulit kepala, leher, dan bahu
*Ada kutu di kulit kepala
*Ada telur kutu di banyak helai rambut
*Susah tidur, sehingga mempengaruhi emosi
Kutu Rambut
Banyak orang yang bermaslaah dengan kutu rambut juga merasa sakit di kepala. Rasa sakit itu disebabkan oleh infeksi bakteri di tubuh orang tersebut dari kulit kepala yang luka akibat digaruk. Pasalnya, tak sedikit orang yang menggaruk kepalanya dengan keras akibat rasa gatal yang tak terkira.
Tak sedikit anak kecil yang kepalanya koreng akibat kutu. Sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Emerging Infectious Disease pada Mei 2013 menyebutkan bahwa di Republik Demokratik Kongo kutu rambut bisa menyebarkan wabah penyakit.
Artikel lain:
Musim Hujan, Waspadai Kutu Air. Ini Kiat Mencegah dan Mengobati
Hati-hati, Sekolah Bisa Jadi Tempat Penyebaran Kudis
Ketahui 5 Sebab dan Cara Mengatasi Gatal pada Vagina
Untuk mengetahui adakah kutu di kepala, cara termudah adalah dengan meminta seseorang memeriksanya. Kutu bergerak cepat dan menghindari cahaya. Para ahli pun menyarankan untuk memeriksa kepala saat kondisi rambut basah karena akan memperlambat pergerakan kutu.
Cara lain untuk mengecek adalah dengan menggunakan sisir serit yang bergigi rapat. Dalam sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Pediatric Dermatology pada 2001 disebutkan penggunaan sisir serit empat kali lebih efektif dan dua kali lebih cepat dibanding hanya mengeceknya dengan mata telanjang.
Orang juga sering menyangka rasa gatal di kepala karena ketombe atau kotoran, bukan kutu. Untuk mengusir kutu dari kepala, salah satu caranya adalah obat yang menurut AAP aman buat kepala, bebas dari zat kimia berbahaya, mudah didapat tanpa resep, mudah digunakan, dan tidak mahal.
Sampo, krim rambut, dan pembunuh kutu juga bisa digunakan, selain menyisir rambut dengan serit. Bila kita memilih mengusir kutu dengan obat berbahan kimia, sesuaikan dengan dosis. Konsultasikan dengan dokter bila ingin menggunakan obat tersebut pada anak berumur di bawah 2 tahun.
Untuk mencegah adanya kutu di kepala, salah satu caranya adalah dengan menghindari orang yang rambutnya berkutu. Kita selalu menyebutnya tertular, padahal yang benar kutu hijrah dari kepala orang lain ke kepala kita.
Kutu juga bisa berpindah kepala karena menggunakan sisir, aksesoris rambut, atau topi yang sama dengan orang yang berkutu. Jadi, sebaiknya hindari penggunaan barang yang sama tersebut, meski dengan saudara atau teman dekat, dan jangan tidur bareng orang tersebut.
Bila ada anggota keluarga yang berkutu, sering-seringlah membersihkan atau mencuci sisir, aksesoris rambut, seprai dan sarung bantal, karpet, dan benda-benda lain yang bisa membantu penyebaran kutu, dengan air panas.