TEMPO.CO, Jakarta - Banyak alasan ibu memilih untuk bekerja saat ini. Misalnya karena alasan membantu perekonomian keluarga hingga aktualisasi diri. Namun hal ini masih lebih banyak menuai kontra ketimbang yang pro.
Ibu bekerja kerap disebut sebagai faktor yang membuat anak tidak terdidik secara maksimal. Ibu bekerja juga dianggap akan kehilangan momen istimewa bersama anak dan bahkan tidak bisa menyaksikan perkembangan anak.
Psikolog Ratih Ibrahim memiliki pandangan berbeda terkait stigma ibu bekerja. Ditemui dalam acara Dancow Inspiring Mom beberapa waktu lalu, Ratih Ibrahim mengakui bahwa dirinya merupakan salah satu pakar yang mendukung ibu bekerja.
Baca juga: Tips Supaya Ibu Bekerja Punya Waktu Berkualitas dengan Anak
Ilustrasi karyawati sedang sibuk bekerja. shutterstock.com
Baca Juga:
Lebih lanjut Ratih menambahkan bahwa intinya setiap ibu bekerja juga fokus membangun keluarga, menjaga anak - anak, namun sebagai warga masyarakat juga membagun bangsa. Maka perlu dipahami bahwa ini adalah bukan hanya hak, tapi juga bagian dari cara berkontribusi untuk masyarakat.
Baca juga: 10 Pelipur Lara Ibu Bekerja
Selain itu, untuk bekerja atau tidak bekerja, ada yang punya kesempatan untuk memilih, namun ada juga yang tidak lantaran kebutuhan mencari ekonomi harus dilakukan. "Tidak ada yang harus disesali, ini lebih baik dari yang itu, karena semua sudah memiliki jalannya masing-masing," tegas Ratih Ibrahim.
Ratih berpesan saat melakukannya, pastikan keselamatan anak di rumah terjaga. "Maka baik sekali jika pasangannya masih ada, ini didukung, diapresiasi, jadi bersama - sama dengan pasangan kita mengupayakannya maksimal supaya kontrol sistem, support sistem, itu bisa maksimal. Jadi tidak cuma sendirian, ibunya saja. Melainkan bersama - sama dengan pasangannya," ujarnya.