TEMPO.CO, Jakarta - Menstruasi hal yang wajar bagi perempuan. Namun tahukah Anda, hasil riset Burnet Institute tahun 2015 terhadap 1.159 murid perempuan di Indonesia menemukan fakta masih banyak remaja belum mengerti mengenai menstruasi, siklus, dan manajemen kesehatan termasuk kapan mesti mengganti pembalut.
Mayoritas siswa juga belum memahami bahwa darah menstruasi bersifat lebih basa sehingga derajat keasaman vagina meninggi dan bakteri normal di vagina tidak bisa bertahan hidup.
Baca juga: 8 Makanan Pereda Nyeri saat Menstruasi
"Yang terjadi kemudian, bakteri-bakteri lain yang jahat tumbuh dan berkembang biak, apalagi jika Anda tidak rajin mengganti pembalut dalam 3 sampai 6 jam. Ini memicu terjadinya infeksi di daerah genetalia eksternal. Jika dibiarkan, infeksi bisa menjalar ke area genetalia internal," terang dr. Botefilia Budiman, SpOG., KFER dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Botefilia menyampaikan hal tersebut dalam peluncuran buku saku "Sehat dan Bersih Saat Mentruasi" yang digagas Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, POGI, dan didukung PT Mundipharma Healthcare Indonesia. Ia juga mengkritisi perilaku remaja putri yang sering menahan buang air kecil saat menstruasi.
"Beberapa pasien datang kepada saya mengeluhkan nyeri saat buang air kecil, padahal itu akibat tidak telaten dalam merawat organ intim selama menstruasi. Begini, saat haid, hormon progesteron menurun. Saat progesteron menurun, perempuan mengalami gangguan fisik maupun psikis. Gangguan psikis salah satunya ditandai dengan nyeri di payudara. Gangguan psikis, munculnya sifat moody," ujarnya.
Baca juga: 6 Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Teratur
Ia menambahkan, "Saat jumlah progesteron menurun, hormon-hormon lain yang membantu kontraksi bekerja lalu timbulah rasa nyeri. Namun, rasa nyerinya tidak hebat. Kalau nyerinya berlebihan, Anda patut curiga. Bisa jadi itu kista endometriosis."