TEMPO.CO, Jakarta - Bagi anak-anak, bisa jadi serasa mereka jatuh dari ketinggian bila harus menghadapi perceraian orang tuanya.
Namun dengan tingkat perceraian yang cenderung meningkat dan perceraian menjadi langkah yang umum dipilih, anak-anak pun semakin tahan banting secara emosional.
Studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak-anak zaman sekarang lebih cepat pulih kejiwaannya setelah orang tuanya bercerai. Sosiolog Paul E. Amanto dari Amerika pun menyimpulkan hanya sedikit anak yang terpengaruh dalam jangka panjang dari sisi mentalnya akibat perceraian orang tuanya.
Baca: 4 Penyebab Utama Perceraian
Rupanya, yang penting setelah bercerai kedua pihak berhubungan dengan baik, dampak buruk dari sisi mental maupun fisik bisa dikurangi.
Karena riset terbaru menyebutkan, anak yang orang tuanya bercerai dan tidak berhubungan dengan baik, ia memiliki imunitas lebih rendah ketimbang anak dengan orang tua bercerai tapi hubungan tidak baik.
Baca: Kiat Menjaga Hubungan Baik dengan Mantan Suami
Studi dari Carnegie Mellon University, Pittsburgh, Pennsylvania, itu mengungkapkan anak-anak yang orang tuanya bercerai dan tidak berhubungan baik, memiliki kemungkinan 3,3 kali lebih tinggi untuk terserang virus dan menderita pilek.
Salah satu peneliti Sheldon Cohen menyebutkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh menjadi salah satu yang terpengaruh dalam jangka panjang akibat adanya konflik keluarga.
“Pernikahan memang beragam, tapi tetap melakukan komunikasi yang baik dengan mantan pasangan sangat penting bagi kesehatan anak,” katanya menambahkan.
MOTHERING | SCIENTIFICAMERICAN