TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit ginjal merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling mematikan. Bahkan kematian gagal ginjal menempati urutan kedelapan tertinggi di dunia, khususnya pada perempuan, dengan angka kematian 600 ribu jiwa setiap tahun.
Penyebab masalah gangguan ginjal adalah hambatan psiko-sosioekonomi, seperti rendahnya kesadaran terhadap penyakit ginjal, yang mengakibatkan keterlambatan ataupun tidak dimulainya diagnosis, serta masalah utama di negara-negara yang tidak memiliki jaminan layanan kesehatan.
"Banyak kondisi kesehatan pada perempuan yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya gagal ginjal, antara lain penyakit lupus, yang dapat berdampak pada kesehatan ginjal. Selain itu, kanker serviks (leher rahim), yang sering kali mengakibatkan gangguan fungsi ginjal," kata Dr Aida Lydia, Ketua Divisi Ginjal Hipertensi, di Jakarta Pusat, Rabu, 7 Maret 2018.
Baca juga:
Memahami Sindrom Kardiorenal, Bukan Penyakit Jantung Biasa
Diet dan Pilihan Olahraga bagi Pasien Gagal Ginjal
Wanita Lebih Rentan Alami Penyakit Ginjal, Dampaknya pun Beragam
Registrasi Ginjal Indonesia pada 2014 mendata terdapat 28.882 pasien yang terkena penyakit gangguan ginjal. Komposisinya, 55,77 persen perempuan (16.108 pasien) dan 44,23 persen laki-laki (12.774 pasien).
Menurut Dr Suharjono, guru besar ilmu penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, menerapkan pola hidup sehat dan minum air putih yang cukup dapat mengurangi risiko penyakit ginjal di Indonesia.
"Ada beberapa hal sederhana dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ginjal, di antaranya dengan menerapkan pola hidup sehat, minum air putih yang cukup, rutin memeriksakan diri, terutama jika berisiko menderita penyakit ginjal. Deteksi gangguan ginjal bisa dilakukan dengan pemeriksaan urine dan fungsi ginjal," tuturnya.
ANDRA PRABASARI