Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dampak Depresi pada Pria dan Wanita Berbeda, Ini Penjelasan Pakar

Reporter

image-gnews
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kita mungkin sering berpikir bahwa efek depresi pada pria dan wanita sama. Sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Frontiers in Psychiatry mementahkan anggapan tersebut.

Menurut penelitian itu, dampak depresi pada perempuan dan laki-laki berbeda. Penelitian tersebut didasarkan pada pengamatan terhadap remaja putra dan putri yang pernah mengalami depresi dan perawatan khusus yang diberikan berdasarkan jenis kelamin yang ternyata manjur.

Seperti dilansir India Times, efek depresi pada aktivitas otak remaja putra dan putri ternyata tidak sama di beberapa bagian otak. Pada usia 15 tahun, anak perempuan yang mengalami depresi dua kali lipat disbanding lawan jenisnya. Alasannya beragam, termasuk masalah citra tubuh, fluktuasi hormon, dan faktor keturunan, di mana anak perempuan lebih berisiko mewarisi riwayat depresi.

Perbedaan efek depresi antargender bukan hanya soal risiko tapi juga bagaimana dampak psikologisnya.

“Depresi pada laki-laki lebih awet sedangkan pada perempuan cenderung terjadi berulang tapi tak lama. Dibandingkan pada perempuan, laki-laki yang menderita depresi konsenkuensinya lebih serius, seperti melakukan kekerasan dan bunuh diri,” jelas Chuang Jie-Yu, peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Artikel terkait:
Penyebab Ibu Rumah Tangga Sering Merasa Kesepian dan Depresi
Jangan Abaikan Curhat Orang Depresi di Media Sosial
Anak Perempuan 2 Kali Lebih Berisiko Depresi, Alasannya?

Chuang dan rekan-rekannya pun lebih termotivasi untuk menyelidiki perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang depresi. Mereka pun meneliti para sukarelawan berumur 11-18 tahun, terdiri dari 82 perempuan dan 24 laki-laki yang pernah depresi, serta 24 perempuan dan 10 laki-laki yang sehat.

Otak para remaja itu pun diperiksa dengan alat pencitra resonansi magnetik (MRI), apakah sedang senang, sedih, atau biasa saja dengan cara merespon kata-kata yang muncul. Hasilnya adalah aktivitas yang berbeda di bagian-bagian otak tertentu pada laki-laki dan perempuan. Bersama rekan-rekannya, Chuang berniat untuk memperdalam penelitian soal dampak depresi pada pria dan wanita ini untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemain Timnas Brasil Richarlison Blakblakan Soal Perjuangan Melawan Depresi yang Nyaris Membuatnya Menyerah

1 hari lalu

Pemain Tottenham Hotspur Richarlison. Action Images via Reuters/Paul Childs
Pemain Timnas Brasil Richarlison Blakblakan Soal Perjuangan Melawan Depresi yang Nyaris Membuatnya Menyerah

Penyerang Timnas Brasil, Richarlison, berbagi kisah soal usahanya berjuang melawan depresi yang membuatnya hampir menyerah.


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

3 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


6 Tips Agar Tidak Cemas Karena Terpicu Masalah Kesehatan Orang

5 hari lalu

Ilustrasi Depresi (Pixabay.com)
6 Tips Agar Tidak Cemas Karena Terpicu Masalah Kesehatan Orang

Orang dengan masalah kecemasan dapat terpicu dan menjadi khawatir ketika mendengar masalah kesehatan orang lain. Ini 6 tips agar tidak ikut cemas.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

5 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


Ted Danson Ungkap Kisahnya Berjuang Melawan Psoriasis

7 hari lalu

Ted Danson. LUCAS JACKSON/REUTERS
Ted Danson Ungkap Kisahnya Berjuang Melawan Psoriasis

Ted Danson mengaku pernah berjuang melawan psoriasis plak, masalah kulit kronis yang bisa menurunkan kepercayaan diri seseorang.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

10 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


Perbedaan Stres dengan Depresi, Masing-masing Punya Ciri-ciri Khas

10 hari lalu

Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang bisa terjadi karena berbagai pemicu. (Pexels/Ivan Samkov)
Perbedaan Stres dengan Depresi, Masing-masing Punya Ciri-ciri Khas

Gangguan stres kronis dan depresi merupakan dua hal yang berbeda. Stres merupakan sebuah tekanan psikologis oleh sebab apapun.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

10 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

11 hari lalu

Ibu sedang pompa ASI. Foto : Motherly
Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

Perubahan besar dalam proses melahirkan dapat menyebabkan beban mental dan emosional yang signifikan pada ibu. Ini gejala gangguan mental pada ibu.


Stigma Negatif pada Penderita Psoriasis yang Berdampak ke Psikologis

12 hari lalu

imgslide.health.com
Stigma Negatif pada Penderita Psoriasis yang Berdampak ke Psikologis

Penderita psoriasis kerap mendapatkan stigma negatif dalam kehidupan sehari-hari sehingga berdampak ke psikologis.