TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda mendengar sindrom kardiorenal? Seperti namanya, kardio (berhubungan dengan jantung) dan renal (berhubungan dengan ginjal), kondisi ini berkaitan dengan menurunnya fungsi jantung yang menyebabkan menurunnya fungsi ginjal atau sebaliknya.
Seperti dilansir Very Well, penyakit ginjal bisa menyebabkan masalah pada fungsi jantung. Apalagi bila ada "orang ketiga", seperti diabetes, yang berbahaya bagi jantung dan ginjal.
Sindrom kardiorenal bisa berawal dari memburuknya kondisi jantung, misalnya serangan jantung yang kemudian menyebabkan gagal jantung kongestif, dan kemudian melukai ginjal. Penderita penyakit ginjal kronis juga berisiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung.
Di Amerika Serikat, penyakit jantung sangat ditakuti. Penyakit ini menyerang lebih dari 700 ribu warga di sana setiap tahun dan 600 ribu orang meninggal setiap tahun. Tak semua penderita penyakit jantung mengalami masalah dengan ginjal dan sebaliknya. Orang-orang yang memiliki risiko lebih tinggi terserang sindrom kardiorenal adalah:
*Penderita tekanan darah tinggi
*Penderita diabetes
*Lansia
*Memiliki riwayat gagal jantung atau penyakit ginjal
Baca Juga:
Sindrom kardiorenal biasanya berkembang dari menurunnya kemampuan jantung memompa darah dalam jumlah yang cukup. Akibatnya, pembuluh tak mendapatkan aliran darah yang cukup atau disebut sebagai gagal jantung kongestif.
Kompensasinya adalah sistem saraf simpatik yang bekerja lebih keras dan merangsang arteri untuk meningkatkan tekanan darah dan menjaga aliran darah ke organ, dan kemudian menggugah ginjal melakukan hal serupa. Ujungnya, kelenjar pun terangsang untuk memproduksi hormon antidiuretik lebih banyak dan mengakibatkan retensi air di ginjal.
YAYUK
Baca juga:
Malas Bergerak, Kian Banyak Anak Muda Alami Penyakit Jantung
Sebab Risiko Sakit Jantung Meningkat Setelah Menopause
Dokter Spesialis Ungkap Mitos Seputar Penyakit Jantung