Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Paparan Polusi Udara Terus Menerus Tingkatkan Risiko Kanker Paru

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Polusi Udara Picu Kanker Paru
Polusi Udara Picu Kanker Paru
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selain rokok dan paparan asap rokok, salah satu faktor risiko terjadinya kanker paru adalah terpapar polusi udara secara terus menerus. Unsur karsinogen dalam udara kotor yang terhirup dalam jangka panjang dan terus menerus, bisa berpotensi membentuk perubahan sel menjadi sel kanker.

Hal ini dikemukakan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto, di Jakarta, Rabu, 14 Februari 2018. Menurut Agus, semakin kecil partikel polusi yang ada di udara dan terhirup, bisa masuk ke paru-paru bahkan ke dalam darah yang menyebabkan berbagai gangguan. "Makin kecil ukuran partikel, akan semakin berbahaya terhadap sel," ujarnya. 

Baca juga: Awal Mula Sel Kanker Bersarang di Paru-paru

Lebih lanjut, Agus menjelaskan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker telah menyatakan bahwa "particular matter" 2,5 (PM2,5) yang berukuran di bawah 2,5 mikrometer (mikron) merupakan partikel karsinogen, yang bisa menyebabkan kanker.

Sedangkan partikel yang bisa masuk dan mengiritasi bagian hidung adalah yang berukuran 10 mikron. Jika ukurannya lebih kecil dari 5 hingga 2,5 mikron, partikel tersebut bisa masuk ke paru-paru dan darah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Deteksi Kanker Paru dengan Metode Tiup Balon

Dampak jangka pendek akibat polusi udara hanya bersifat akut, seperti iritasi saluran napas atau infeksi saluran napas (ISPA). Namun bila terpapar secara terus menerus akan menyebabkan gangguan kesehatan lebih besar, mulai penurunan fungsi paru, bronkitis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, hingga yang paling parah adalah kanker paru.

Menurut Agus, sampai saat ini belum ada penelitian spesifik tentang keterkaitan PM2,5 dengan kanker paru. Sementara di Indonesia yang menjadi faktor risiko kanker paru saat ini adalah kombinasi dari terpapar polusi udara dan asap rokok secara terus menerus.

Baca juga: Cegah Kanker Paru, Kenali Gejalanya

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

4 hari lalu

Lalat buah. Kredit: Wikipedia
Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

6 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

15 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

15 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

26 hari lalu

Ilustrasi stroke. healthline.com
Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.


BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

32 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode terapi penyakit kanker paru menggunakan material nanopartikel.


Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

41 hari lalu

Alat pemantau polusi udara Birulangit yang dipasang di Telkom University Bandung. Dok. Tel-U
Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)


Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

43 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.


Kurangi Polusi Udara Sekaligus Kemacetan, BISKITA Kemenhub Hadir di Bekasi

45 hari lalu

Pada Minggu 3 Maret 2024, Kementerian Perhubungan RI meresmikan pengoperasian BISKITA Trans Bekasi Patriot, yang diharapkan menjadi transportasi bus umum yang solutif di wilayah Bekasi. sumber: Suci Sekar/Tempo
Kurangi Polusi Udara Sekaligus Kemacetan, BISKITA Kemenhub Hadir di Bekasi

Kementerian Perhubungan secara bertahap sejak 2020 meluncurkan angkutan massal dengan sistem Buy the Service (BTS). Kurangi polusi udara dan kemacetan


Kualitas Udara Jakarta Masuk Urutan 10 Terburuk di Dunia pada Awal Libur Panjang Nyepi

45 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Kualitas Udara Jakarta Masuk Urutan 10 Terburuk di Dunia pada Awal Libur Panjang Nyepi

Udara Jakarta memburuk menjelang libur panjang akhir pekan. Merujuk data IQAir, kualitas udara Jakarta terburuk ke-10 dari kota besar di dunia.