TEMPO.CO, Jakarta - Antisocial personality disorder atau psikopat masih banyak disalahpahami oleh banyak orang. Dalam cerita film atau buku, psikopat sering digambarkan sebagai seorang pembunuh berdarah dingin yang kejam.
"Kita cenderung menganggap semua psikopat adalah pembunuh yang dingin, brutal, dan tak berperasaan tanpa memperhatikan perasaan orang lain," kata psikiater Dr Max Pemberton.
Namun, setelah bekerja dengan pasien yang mengalami antisocial personality disorder, Dr Pemberton mengatakan dia mulai menyadari bahwa kelainan itu lebih banyak terjadi di mana-mana daripada yang diperkirakan.
"Meski seseorang secara psikologis tampak normal dalam interaksi langsung, mereka tetap memiliki kecenderungan akan kelainan tersebut," katanya.
Pemberton menambahkan, "Kita semua memiliki aspek kepribadian yang bersifat psikopat," katanya kepada Mail Online.
Artikel terkait:
Calon Psikopat Sudah Terlihat sejak Kecil, Cek 7 Tandanya
15 Ciri Psikopat di Tempat Kerja
Terjerat Cinta Seorang Psikopat, Apa Saja Ciri-cirinya
Seseorang dapat didiagnosis sebagai psikopat jika memiliki kriteria berikut ini yang berlaku dalam kehidupannya sehari-hari. Berulang kali melanggar hukum, berulang kali menipu,berperilaku impulsif atau tidak mampu merencanakan ke depan, mudah tersinggung dan agresif, memiliki ketidakpedulian terhadap keselamatan diri sendiri atau orang lain, secara konsisten tidak bertanggung jawab, dan kurangnya penyesalan.
Dr Pemberton menambahkan bahwa indikator, seperti bersikap dingin atau tidak peduli, tampil sangat menawan, dan mudah bosan atau frustrasi, juga merupakan tanda-tanda dari gangguan tersebut. Ciri-ciri tersebut dapat ditunjukkan, misalnya kesulitan untuk tetap berada dalam pekerjaan yang sama dalam waktu lama atau menempatkan diri dalam situasi yang berisiko atau berbahaya tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.
Ciri-ciri tersebut biasanya tampak dari seseorang pada akhir usia belasan dan awal usia 20-an, ketika kepribadian terbentuk sepenuhnya. Namun, studi terbaru oleh University of South Wales dan Kings College London di Inggris telah mengidentifikasi sifat perilaku antisosial pada bayi berusia lima minggu.
Kesulitan berempati dan keengganan untuk menerima tanggung jawab juga merupakan indikator kunci dalam mengenali kelainan ini. Kelainan tersebut mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berempati dengan orang lain, yang berarti bahwa kesadaran yang lebih besar bisa menjadi solusi yang tepat untuk memperbaiki bagaimana kita berhubungan satu sama lain. Perawatan untuk antisocial personality disorder mencakup terapi perilaku dan antidepresan.