TEMPO.CO, Jakarta - Mendongeng merupakan salah satu aktivitas yang bisa membangun kedekatan ibu dan anak. Pendiri Kelompok Pecinta Bacaan Anak atau KPBA, Murti Bunanta mengatakan ada satu kekeliruan yang tak sadar dilakukan para pendongeng kepada anak-anak yang mendengarkan cerita. "Mendongeng itu tidak boleh egois," kata Murti Bunanta kepada Tempo.
Baca juga:
Pendongeng Terbaik Buat Anak, Ibu
Suka Duka Cut Mini Selama 7 Tahun Mendongeng
Egois yang dimaksud oleh ahli sastra anak dari Universitas Indonesia ini adalah ketika pendongeng memaksakan anak untuk menikmati apa yang diceritakannya. Contoh, ketika suasana mendongeng di rumah sudah kondusif, ibu mulai bercerita kemudian anak-anak menyimak. Pada satu titik, anak tersebut dapat membangun cerita atau imajinasinya sendiri namun si ibu tetap memaksa ingin menyelesaikan cerita sesuai keinginannya. "Ikuti saja alur anak dan biarkan mereka menikmati," ujarnya.
Menurut Murti Bunanta, hanya satu modal yang dibutuhkan oleh pendongeng, yakni keinginan berbagi cerita yang baik. "Tujuan mendongeng bukan untuk mengajar atau menasihati anak," ucapnya. Terutama buat bunda yang ingin mendongeng, pilihlah waktu yang tepat dan menyenangkan buat anak, misalnya setelah makan atau seusai mandi sore. "Ayo matikan televisi, dengarkan dongeng mama. Itu tidak boleh karena memaksakan."
Sastrawan sekaligus Ketua Kelompok Pecinta Bacaan Anak (KPBA) Murti Bunanta. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Mendongeng di malam hari atau sebelum tidur, Murti Bunanta melanjutkan, mungkin tidak sesuai bagi sebagian orang karena waktunya pendek. Pendongeng atau orang tua, juga tak boleh memaksakan anak untuk mendengarkan ceritanya karena bisa jadi sedang lelah atau konsentrasi ke hal lain.
Orang tua, kata Murti Bunanta, juga tak bisa mengambil jalan pintas dengan memutar video cerita kepada anak untuk menggantikan kegiatan mendongeng. "Kalau menonton video cerita, hanya mata dan telinga saja yang bekerja," katanya. "Dan mendongeng itu tidak pakai gadget. Itu namanya nonton bareng dan tidak ada interaksinya."
Adapun dongeng masa kini, dia mengatakan, melibatkan seluruh anggota keluarga, mulai dari ayah, ibu, dan anak-anak. Dalam keluarga mendongeng terjadi aktivitas bersama, mulai dari membangun cerita, membuat kerajinan tangan, dan manfaatnya sampai membangun kedekatan bersama.
Murti Bunanta menambahkan, Kelompok Pecinta Bacaan Anak ingin merangkul semua orang, mulai dari pengarang, ilustrator, mahasiswa, ibu rumah tangga, untuk menggiatkan aktivitas mendongeng kepada anak. Sebab saat ini, menurut dia, banyak orang membagikan atau mendonasikan buku, tapi penting juga untuk memilah buku mana yang bermutu dan ilmu atau pengetahuan dari buku itu bisa sampai kepada anak.