TEMPO.CO, Jakarta - Persoalan gizi anak nasional sampai saat ini belum juga tuntas terselesaikan. Hal ini disebabkan kesalahan dalam memilih makanan dan pola konsumsi yang kurang pas.
Ahli Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) Dodik Briyawan mengatakan bahwa anak Indonesia lebih banyak mengonsumsi makanan sampah alias fast food, dan jajanan kaki lima yang seringkali disajikan tanpa memperhatikan aspek kesehatan.
Jika dipresentasikan, konsumsi anak terhadap makanan tersebut menyentuh angka 40persen, konsumsi makanan dari pangan industri mencapai 20 persen, dan sisanya adalah mengkonsumsi makanan yang dimasak di rumah.
Baca juga: Stres Memicu Keinginan Makan Karbohidrat Lebih Banyak
Dengan pola konsumsi seperti itu, tidak mengherankan jika anak di Indonesia terlalu banyak menerima asupan kalori dan natrium, dan di sisi lain kekurangan asupan buah dan sayuran. "Rasa yang manis, gurih, creamy, pasti disuka oleh anak-anak. Namun, berakibat asupan gizi jadi tidak seimbang. Hal ini memang menjadi tugas orang tua untuk membuat anaknya mau makan sayur dan buah-buahan," tuturnya Selasa, 23 Januari 2018.
Baca juga: Jaga Kesehatan, Kenali Jenis Plastik Wadah Makanan
Kandungan natrium tinggi pada makanan yang mengandung banyak garam akan berpotensi membuat anak memiliki penyakit darah tinggi pada masa mendatang. Sementara kandungan kalori yang tinggi pada makanan manis dan bergula juga membuat anak jadi kegemukan dan merusak gigi anak.
"Makanan yang tinggi gulanya itu berasal dari jelly, coklat, permen, pemanis. Yang paling tinggi kandungan [gula] itu jelly," tambahnya.
Lebih lanjut Dodik menambahkan sebaiknya orang tua dapat menerapkan enam langkah agar asupan gizi pada anak menjadi seimbang untuk mengantisipasi hal-hal buruk pada kesehatan. Pertama, yang bisa dilakukan adalah dengan membiasakan makan di rumah sebanyak tiga kali sehari bersama keluarga. "Poin pentingnya di sini adalah makan bersama keluarga," ujarnya.
Baca juga: Makanan Sehat Tak Berarti Boleh Dimakan Kapan Saja, Cek Alasannya
Langkah selanjutnya, anak harus memperbanyak konsumsi sayur, dan buah, kurangi atau hindarkan konsumsi protein dalam bentuk olahan industri, memperbanyak minum air putih, konsumsi makanan selingan seperti makanan jajanan kaki lima, dan makanan ringan yang biasa digemari anak-anak. Terakhir, membiasakan anak untuk rutin berolahraga agar membuat asupan gizi dalam tubuh anak dapat diolah dengan lebih baik.