TEMPO.CO, Jakarta - Kasus pelecehan seksual di Indonesia kini semakin tinggi. Satu per satu korban akhirnya berani membuka mulut dan melaporkan pelaku.
Tidak mudah menemukan korban pelecehan seksual, terutama anak di bawah umur, karena banyak pelaku memanipulasi anak dan menciptakan situasi yang terlihat seperti konsensual. Selain itu, rasa takut dan malu membuat anak menjadi enggan membahas pelecehan seksual yang dialaminya.
Anak-anak sering tidak membicarakan pelecehan seksual karena mereka takut dan berpikir itu adalah kesalahan mereka.
"Mereka mungkin juga disuap atau diancam oleh pelaku atau mengatakan bahwa mereka tidak akan dipercaya. Jika mereka adalah anggota keluarga atau teman, dan khawatir membuat mereka bermasalah. Anak mungkin bahkan tidak tahu bahwa apa yang terjadi itu salah, " kata Dr. Sanjay Garg, konsultan senior dan psikiater di Fortis Hospital di Anandpur, Kolkata, India.
Menurutnya, karena itulah sangat penting bagi orang tua mengenal dan melihat tanda-tanda kemungkinan anaknya mengalami pelecehan seksual. Pengetahuan ini sangat penting diketahui orang tua agar anaknya tidak menjadi korban dan akhirnya trauma di masa datang.
Pengalaman ini memang salah sau yang tersulit dan paling menyedihkan bagi orang tua, mengetahui bahwa anak mereka telah mengalami pelecehan seksual. Dalam situasi seperti ini, sangat normal bagi orang tua untuk kehilangan kesabaran atau mengalami syok atau penolakan.
Tapi mereka harus menjaga kesabaran agar tidak menjadi sensitif karena anak membutuhkan dukungan dan perawatan lebih dari sebelumnya. Sayangnya, banyak orang tua kadang bahkan tidak sadar bahwa anaknya adalah korban. Yang lebih mengerikan adalah kenyataan bahwa banyak korban anak dilecehkan oleh anggota keluarga dekat atau teman keluarga.
"Orang dewasa perlu menyadari untuk dapat mengenali tanda-tanda pelecehan seksual pada anak-anak karena korban pelecehan sering menunjukkan tanda-tanda yang tidak dikenali," kata Dr. Garg, yang menjelaskan tanda-tanda samar berikut, yang sering kali diperlihatkan anak-anak di bawah umur. Berikut tanda-tanda anak mengalami pelecehan seksual.
Baca juga:
Alasan Anak di Bawah Umur Harus Ikut Ibu Pasca Perceraian
Waspadai Perilaku Negatif Anak yang Sudah Pacaran di Usia Belia
Cegah Anak Pacaran sejak Kecil, Ini Saran Psikolog
#Perubahan perilaku atau suasana hati
Korban pelecehan seksual sering menarik diri. Orang tua harus berhati-hati jika anak menjadi agresif atau mulai menghindari orang lain. Kadang, anak yang bebas dan ceria mungkin menjadi kikuk dan mulai sering menangis. Perubahan perilaku lain termasuk sulit tidur atau mengompol.
#Menghindari orang tertentu
Orang tua harus berhati-hati jika seorang anak tidak menyukai orang yang dia sukai sebelumnya. Anak bahkan mungkin menunjukkan gejala ketakutan yang ekstrem pada orang tersebut dan mencoba untuk tidak menyendiri dengan dirinya sendiri. Hal ini biasa terjadi pada anak-anak yang secara berulang-ulang disiksa oleh anggota keluarga atau teman.
#Perilaku tidak pantas secara seksual
Sering kali orang tua memarahi anak mereka jika berperilaku tidak pantas secara seksual atau mulai menggunakan bahasa yang eksplisit secara seksual. Namun, ini mungkin merupakan tanda halus bahwa anak tersebut adalah korban pelecehan seksual dan dia hanya menirukan bahasa dan sikap pelaku.
#Masalah fisik
Beberapa korban sering menderita berbagai masalah kesehatan termasuk nyeri di daerah intim dan dubur, serta infeksi menular seksual. Orang tua harus berhati-hati jika melihat memar di bagian tubuh anak yang tidak terlihat dan dia gagal menjelaskan penyebabnya.
#Masalah di sekolah
Anak-anak yang dilecehkan secara seksual mengalami gangguan mental sehingga sangat sulit berkonsentrasi pada aktivitas keseharian mereka. Akibatnya, mereka mungkin mengalami kesulitan belajar atau kehilangan konsentrasi, dan nilai di sekolah mulai menurun. Ini adalah tanda yang sangat halus yang perlu ditangani oleh orang tua dengan cara yang sangat sensitif.
#Memberi petunjuk
Kadang anak-anak mulai memberikan petunjuk bahwa pelecehan itu terjadi tanpa mengungkapkannya secara langsung. Beberapa korban begitu bingung dan takut berpikir dua kali sebelum mendekati orang dewasa untuk meminta pertolongan. Dalam situasi seperti ini, anak tersebut mungkin akan merasa lemah dan berusaha menunjukkannya pada orang tuanya.