TEMPO.CO, Jakarta - Saat hamil kita sering berpikiran untuk mengkonsumsi apapun untuk diri sendiri dan jabang bayi. Kita sering mengganggap ketika sedang hamil kita sedang berbadan dua sehingga menjadi alasan untuk mengkonsumsi apapun secara berlebihan.
Sebuah studi obstetri dan ginekologi menemukan bahwa hampir setengah dari semua wanita yang memiliki berat badan berlebih selama kehamilan dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu dan janin. Baca: Tip agar Berat Badan Tak Melambung di Masa Hamil
"Ketika seorang wanita mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko bayinya lahir terlalu besar, yang dapat menyebabkan obesitas pada anak serta komplikasi persalinan seperti vagina sobek, pendarahan berlebih, dan risiko kelahiran operasi caesar, " ujar penulis studi Andrea Sharma, Ph.D., ahli epidemiologi di Pusat Kesehatan Ibu dan Bayi untuk Pengendalian Penyakit Amerika Serikat.
Selain tu, sulit bagi ibu untuk menurunkan berat badan berlebih yang didapat selama kehamilan sehingga berisiko obesitas yang lebih besar. Menurut Institute of Medicine, wanita yang memiliki berat badan kurang (BMI kurang dari 18,5) saat awal kehamilan harus menambah 12 sampai 18 kilogram. Baca juga: Rumus Menghitung Kenaikan Berat Badan Ideal Saat Hamil
Ibu hamil yang memiliki berat badan normal (BMI antara 18,5-24,9) kenaikan berat badan berkisar antara 11 sampai 15 kilogram. Sementara mereka yang kelebihan berat badan (BMI 25-29,9) harus menambah 15 sampai 25 kilogram dan mereka yang mengalami obesitas (BMI 30 atau lebih) kenaikan berat badan antara 4 sampai 9 kilogram.
Mengutip Fitpregnancy, untuk penelitian tersebut, periset dari Centers for Disease Control and Prevention menganalisis data perwakilan semua wanita yang melahirkan bayi normal pada 2010 atau 2011 di 28 negara bagian. Mereka menemukan bahwa 4 persen wanita kelebihan berat badan selama kehamilan.
Selain itu, wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas sebelum pembuahan hampir tiga kali lebih mungkin untuk kelebihan berat badan daripada yang direkomendasi dibandingkan dengan wanita yang memulai kehamilan dengan berat badan normal. Pemikiran bahwa wanita hamil harus makan untuk dua orang adalah salah satu penyebab berat badan mengalami kenaikan.
"Kehamilan tentu saja tidak sama dengan makan untuk dua orang. Sebenarnya, kebutuhan kalori ekstra tergolong kecil," kata Sharma. Artikel lain: 5 Seleb Ini Tetap Langsing Saat Hamil
Lebih lanjut Sherman menambahkan, "Secara umum, seorang wanita tidak memerlukan kalori tambahan selama trimester pertama. Selama trimester kedua, dia hanya membutuhkan 340 kalori tambahan dan dia hanya membutuhkan kalori ekstra 450 selama trimester ketiga. Untuk memberi gambaran, 350 kalori tambahan kira-kira sama dengan menambahkan makanan ringan yang terdiri dari satu apel berukuran sedang, satu cangkir yogurt Yunani nonlemak, dan segenggam kacang almond."
Faktor lainnya adalah kebanyakan wanita hamil tidak berolahraga. "Kita berasal dari budaya dimana olahraga selama kehamilan belum dianjurkan. Tapi kita harus mengubahnya," kata Sharma.
Wanita dengan kehamilan yang berisiko harus menlakukan setidaknya minimal 150 menit per minggu aktivitas aerobik dengan intensitas sedang, misalnya dengan jalan cepat 10 sampai 20 menit sepanjang minggu.
Masalah lain dengan kenaikan berat badan yang berlebihan selama kehamilan adalah banyak wanita tidak berpengaruh dengan berat badan bayi mereka. Tapi hal ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan lebih lanjut, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.
Kuncinya adalah konsultasikan dengan dokter, tidak hanya menentukan berapa banyak kenaikan berat badan selama hamil, tapi juga bagaimana untuk mengontrol berat badan. Sherma tidak menganjurkan diet selama kehamilan tapi sebaiknya ibu hamil makan banyak buah, sayuran, daging tanpa lemak, dan biji-bijian sambil membatasi gula tambahan, makanan yang digoreng, daging berlemak, dan lemak tak sehat lain.