Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jaga Berat Badan saat Hamil Tekan Masalah Kesehatan Ibu dan Bayi

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita hamil olahraga. shutterstock.com
Ilustrasi wanita hamil olahraga. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saat hamil kita sering berpikiran untuk mengkonsumsi apapun untuk diri sendiri dan jabang bayi. Kita sering mengganggap ketika sedang hamil kita sedang berbadan dua sehingga menjadi alasan untuk mengkonsumsi apapun secara berlebihan.

Sebuah studi obstetri dan ginekologi menemukan bahwa hampir setengah dari semua wanita yang memiliki berat badan berlebih selama kehamilan dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu dan janin. Baca: Tip agar Berat Badan Tak Melambung di Masa Hamil

"Ketika seorang wanita mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko bayinya lahir terlalu besar, yang dapat menyebabkan obesitas pada anak serta komplikasi persalinan seperti vagina sobek, pendarahan berlebih, dan risiko kelahiran operasi caesar, " ujar penulis studi Andrea Sharma, Ph.D., ahli epidemiologi di Pusat Kesehatan Ibu dan Bayi untuk Pengendalian Penyakit Amerika Serikat.

Selain tu, sulit bagi ibu untuk menurunkan berat badan berlebih yang didapat selama kehamilan sehingga berisiko obesitas yang lebih besar. Menurut Institute of Medicine, wanita yang memiliki berat badan kurang (BMI kurang dari 18,5) saat awal kehamilan harus menambah 12 sampai 18 kilogram. Baca juga: Rumus Menghitung Kenaikan Berat Badan Ideal Saat Hamil

Ibu hamil yang memiliki berat badan normal (BMI antara 18,5-24,9) kenaikan berat badan berkisar antara 11 sampai 15 kilogram. Sementara mereka yang kelebihan berat badan (BMI 25-29,9) harus menambah 15 sampai 25 kilogram dan mereka yang mengalami obesitas (BMI 30 atau lebih) kenaikan berat badan antara 4 sampai 9 kilogram.

Mengutip Fitpregnancy, untuk penelitian tersebut, periset dari Centers for Disease Control and Prevention menganalisis data perwakilan semua wanita yang melahirkan bayi normal pada 2010 atau 2011 di 28 negara bagian. Mereka menemukan bahwa 4 persen wanita kelebihan berat badan selama kehamilan.

Selain itu, wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas sebelum pembuahan hampir tiga kali lebih mungkin untuk kelebihan berat badan daripada yang direkomendasi dibandingkan dengan wanita yang memulai kehamilan dengan berat badan normal. Pemikiran bahwa wanita hamil harus makan untuk dua orang adalah salah satu penyebab berat badan mengalami kenaikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kehamilan tentu saja tidak sama dengan makan untuk dua orang. Sebenarnya, kebutuhan kalori ekstra tergolong kecil," kata Sharma. Artikel lain: 5 Seleb Ini Tetap Langsing Saat Hamil

Lebih lanjut Sherman menambahkan, "Secara umum, seorang wanita tidak memerlukan kalori tambahan selama trimester pertama. Selama trimester kedua, dia hanya membutuhkan 340 kalori tambahan dan dia hanya membutuhkan kalori ekstra 450 selama trimester ketiga. Untuk memberi gambaran, 350 kalori tambahan kira-kira sama dengan menambahkan makanan ringan yang terdiri dari satu apel berukuran sedang, satu cangkir yogurt Yunani nonlemak, dan segenggam kacang almond."

Faktor lainnya adalah kebanyakan wanita hamil tidak berolahraga. "Kita berasal dari budaya dimana olahraga selama kehamilan belum dianjurkan. Tapi kita harus mengubahnya," kata Sharma.

Wanita dengan kehamilan yang berisiko harus menlakukan setidaknya minimal 150 menit per minggu aktivitas aerobik dengan intensitas sedang, misalnya dengan jalan cepat 10 sampai 20 menit sepanjang minggu.

Masalah lain dengan kenaikan berat badan yang berlebihan selama kehamilan adalah banyak wanita tidak berpengaruh dengan berat badan bayi mereka. Tapi hal ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan lebih lanjut, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.

Kuncinya adalah konsultasikan dengan dokter, tidak hanya menentukan berapa banyak kenaikan berat badan selama hamil, tapi juga bagaimana untuk mengontrol berat badan. Sherma tidak menganjurkan diet selama kehamilan tapi sebaiknya ibu hamil makan banyak buah, sayuran, daging tanpa lemak, dan biji-bijian sambil membatasi gula tambahan, makanan yang digoreng, daging berlemak, dan lemak tak sehat lain.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

4 hari lalu

Ilustrasi Kehamilan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

5 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

14 hari lalu

Ilustrasi perawatan ibu hamil. Shutterstock.com
Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.


Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

17 hari lalu

Ilustrasi wanita mual. Freepik.com
Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?


4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

17 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Foto: Unsplash/Kevin Liang
4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.


Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

18 hari lalu

Ilustrasi bayi tidur. Foto: Freepik.com/user18526052
Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur


Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

19 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil mudik. Shutterstock
Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.


Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

20 hari lalu

Patricia Gouw dan suami, Daniel Bertoli. Foto: Instagram/@patriciagouw
Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

Patricia Gouw membagikan video perjalanannya dan suami menyambut anak pertama yang sempat keguguran tahun lalu.


Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

22 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com
Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.


Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

32 hari lalu

Ilustrasi kehamilan. Freepik.com
Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.