Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Survei: Pelamar Tolak Pekerjaan bila Kecewa Proses Wawancara

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wawancara kerja. shutterstock.com
Ilustrasi wawancara kerja. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Survei atas para profesional di seluruh Asia-Pasifik (APAC) menemukan bahwa hampir 8 dari 10 (79 persen) pelamar kerja cenderung tidak mau menerima pekerjaan jika mereka diperlakukan buruk selama proses perekrutan. Survei yang dilakukan oleh divisi Futurestep dari Korn Ferry (NYSE:KFY), menjelaskan pentingnya bagi organisasi untuk menekankan pengalaman kandidat selama proses perekrutan.

Korn Ferry Futurestep melakukan survei ini pada September dan awal Oktober 2017. Survei mengumpulkan 589 tanggapan. Persentase dibulatkan ke desimal terdekat. Jumlah total mungkin tidak sama dengan 100 persen.

Baca: Resolusi 2018: Peningkatan Karier, Ikuti Kiat Berikut agar Sukses

Sedangkan hanya lebih dari sepersepuluh (14 persen) yang akan tetap menjadi pelanggan sebuah perusahaan jika mereka memiliki pengalaman buruk sebagai seorang kandidat, lebih dari setengah (51 persen) akan cenderung mengajak teman-teman dan anggota keluarga untuk berhenti menjadi pelanggan.

Terlebih lagi, seperempat (27 persen) akan mempertimbangkan untuk menggunakan media sosial guna membagikan pengalaman buruk mereka sebagai seorang kandidat suatu pekerjaan.

Baca juga: Zodiak Bicara tentang Kariermu Sepanjang Tahun 2018

“Kegagalan menyajikan lingkungan yang efektif dan informatif selama proses perekrutan, bisnis, atau perusahaan akan menjauhkan diri dari kandidat-kandidat terbaik serta berpotensi kehilangan pelanggan setia. Hal ini berarti uang dan waktu akan terbuang, dan kemungkinan kehilangan pendapatan karena kehilangan pelanggan,” ucap Pip Eastman, Managing Director APAC Regional Solutions Futurestep.

Survei juga menunjukkan ada dua hal yang paling mengecewakan mereka selama proses perekrutan. Meskipun dua per lima (44 persen) mengatakan tidak menerima informasi lanjutan dari perekrut atau manajer merupakan hal yang paling mengecewakan, hampir sepertiga (32 persen) menunjuk pada orang yang tidak sopan saat wawancara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal ini menjadi penting ketika mempertimbangkan bahwa para responden sering mencari petunjuk dan dukungan dari para perekrut dan manajer selama proses perekrutan, dengan hampir sepertiga (30 persen) mengatakan mereka tidak percaya para perekrut memberikan bekal dan tip yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan.

Jangan lewatkan: Angel Lelga Awalnya Ogah Bisnis Kue, lalu Ada Madinah Cake

“Tidak ada alasan sama sekali bagi perekrut dan manajer untuk tidak menanggapi para kandidat, bahkan jika komunikasi tersebut berbentuk elektronik. Teknologi baru dan peralatan sekarang mempermudah tugas perekrutan tradisional, memberikan lebih banyak waktu bagi perekrut untuk melayani kandidat yang sesuai dan memberikan nasihat strategis kepada klien mereka,” ujar Eastman.

Komunikasi dari mulut ke mulut juga merupakan faktor kunci untuk kemungkinan perekrutan, di mana hampir setiap responden (93 persen) mengaku melakukan riset daring terlebih dulu untuk mengumpulkan ulasan tentang bekerja di suatu perusahaan. Taktik utama untuk menjaring kandidat adalah dengan mengadopsi strategi branding perekrut, yang dapat dihidupkan kembali dengan menggunakan platform digital perusahaan.

Untuk sepertiga (33 persen), elemen yang paling penting bagi mereka di dalam laman web adalah melihat langsung melalui video atau mengetahui studi kasus dari berbagai karyawan mengenai budaya perusahaan dan bagaimana rasanya bekerja di sana.

“Kebutuhan untuk menampilkan diri sebagai perekrut menjadi lebih penting lagi, dan dampaknya terhadap bagaimana perekrut berkomunikasi dan menjual cerita mereka kepada kandidat merupakan hal yang tidak bisa dianggap remeh,” ujar Neil Griffiths, Vice President Global Brand, Marketing, & Communication Futurestep.

“Perekrut dan manajer penguji seharusnya melihat budaya perusahaan dan memastikan bahwa strategi go-to-market sejalan dengan merek. Suatu merek yang dapat mengkomunikasikan tujuan dan budayanya dan bagaimana peran setiap individu di dalam pada akhirnya akan tampil sebagai perekrut yang jauh lebih menarik,” ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Deretan Fitur LinkedIn: Kendali Koneksi hingga Penggunaan AI

1 hari lalu

LinkedIn. REUTERS/Robert Galbraith
Deretan Fitur LinkedIn: Kendali Koneksi hingga Penggunaan AI

LinkedIn memberi kendali untuk mengatur seberapa terbuka atau tertutup daftar koneksi terhadap pengguna lain


Tips Karier dan Rumah Tangga Sukses Ala Zaskia Adya Mecca

4 hari lalu

Aktris film Zaskia Adya Mecca saat berbicara di UMY. Foto: UMY.
Tips Karier dan Rumah Tangga Sukses Ala Zaskia Adya Mecca

Zaskia Adya Mecca membeberkan kunci keharmonisan rumah tangganya namun tetap moncer kariernya.


Cara Menggunakan LinkedIn untuk Meningkatkan Peluang Karier

4 hari lalu

Logo untuk LinkedIn Corporation di Mountain View, California, AS 6 Februari 2013. [REUTERS/Robert Galbraith]
Cara Menggunakan LinkedIn untuk Meningkatkan Peluang Karier

LinkedIn merupakan platform, yang dirancang untuk membantu pengguna menemukan pekerjaan, memperkuat jaringan dalam karier


5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan sebelum Resign dari Pekerjaan

27 Mei 2024

Ada beberapa alasan resign mendadak yang bisa Anda gunakan saat ingin mengundurkan diri. Pastikan Anda mengkomunikasikan dengan HRD. Foto: Canva
5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan sebelum Resign dari Pekerjaan

Berikut lima hal yang perlu dipertimbangkan bagi Anda yang punya keinginan resign dari pekerjaan.


Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

28 April 2024

TalKshop Hari Kartini bertajuk 'Perempuan dan Perannya '/Nakara
Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.


Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

24 April 2024

Marina Beauty Journey 2024/Marina
Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.


4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

21 April 2024

Ilustrasi dua wanita bekerja dalam satu ruangan. Foto: Freepik.com/Pressfoto
4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.


5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

17 April 2024

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.


15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

17 April 2024

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.


Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

16 Januari 2024

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier. Foto: Canva
Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier.