TEMPO.CO, Jakarta - Kepribadian introver dan ekstrover sangat bertolak belakang. Namun, bagaimana jika mereka saling jatuh cinta? Dengan dua kepribadian yang seperti air dan api, mungkinkah mereka menjalin kasih?
Istilah introver dan ekstrover sering kali dikaitkan dengan kemampuan interpersonal seseorang. Tidak demikian menurut pendapat psikolog dari Pusat Informasi dan Rumah Konsultasi Tiga Generasi, Anna Margaretha Dauhan. Introver dan ekstrover tidak selalu terkait dengan kemampuan interpersonal saja, melainkan lebih kepada bagaimana seseorang mendapatkan “energi” untuk mentalnya.
“Sebutan ekstrover berlaku bila seseorang mendapatkan kepuasan atau energi dari berbagai hal di luar dari dirinya. Oleh karena itu, ekstrover mendapatkan kepuasan dengan berada bersama orang lain. Sementara sebutan introver disematkan kepada orang-orang yang mendapatkan kepuasan melalui hal yang ada di dalam dirinya. Mereka mendapatkan kembali ‘energi’ mentalnya melalui berbagai aktivitas soliter,” papar Anna.
Baca juga:
5 Tanda Anda Sedang Jalani Hubungan Cinta yang Manipulatif
Asyiknya Punya Pasangan yang Humoris. Cek 4 Kelebihannya
Fenomena Menikah Muda, Ini Pemicunya Menurut Psikolog
Menilik karakternya, kecil kemungkinan pasangan introver dan ekstrover dapat bertahan dalam hubungan kasih. Namun di sisi lain, kata Anna, pasangan introver dan ekstrover akan saling melengkapi kemampuan satu sama lain bagai Yin dan Yang. Ia menganggap pasangan berbeda tipe ini akan saling mengenalkan dan mengajarkan kemampuan yang bukan berada di zona nyaman pasangan mereka.
Baca Juga:
“Penting di sini untuk tidak menjadikan introver atau ekstrover sebagai alasan untuk tidak mengembangkan kemampuan. Idealnya seorang introver tetap memiliki kemampuan bersosialisasi yang efektif tetapi malas untuk bertemu lingkungan baru sehingga sang kekasih ekstrover akan membantu masalah tersebut," jelas Anna.
"Sementara si ekstrover akan diajarkan untuk dapat mengelola kebosanan dan ketidaknyamanan ketika melakukan berbagai aktivitas yang tidak banyak memanfaatkan interaksi dari luar dirinya. Jadi sesekali perlu juga untuk keluar dari zona nyaman agar dapat mempertahankan hubungan dengan pasangan yang berbeda tipe,” tambahnya.