TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang beranggapan sebaiknya perempuan mulai berbisnis atau membuka usaha sendiri ketika dia sudah menikah. Alasannya, dalam posisi ini perempuan tersebut telah memiliki dukungan finansial dari suami. Sehingga, apa pun yang terjadi pada bisnisnya, terutama misalnya merugi, tak akan berdampak besar pada kehidupannya.
Baca juga:
4 Alasan Perempuan Tak Ingin Menikah
Sedangkan perempuan yang sudah berkeluarga justru merasa tak bebas berbisnis karena punya kewajiban mengurus suami dan anak. Tanggung jawab dalam rumah tangga membuat mereka tak leluasa menjalankan dan mengembangkan usahanya. Kondisi ini berkebalikan dengan perempuan yang masih lajang. Mereka punya banyak waktu untuk mengembangkan karier dan bisnis, meski dari sisi finansial akan jauh lebih berisiko.
Manajer Program Foundation Sage yang bergerak untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan di Afrika, Joanne van der Walt, mengatakan setiap status perempuan, baik lajang maupun sudah berkeluarga punya tantangan dan keuntungan masing-masing dalam merintis bisnis. "Intinya, bagaimana mereka mengelola dan memanfaatkan keuntungan itu yang menuntun kepada kesuksesan," katanya.
Laporan The Hidden Factors Women in Business yang dilakukan oleh Sage Foundation dan Living Facts menunjukkan 70 persen dari perempuan yang punya bisnis sendiri dan telah menikah atau tinggal dengan seseorang, maka dia mendapatkan dukungan moril dan materiil dalam menjalankan usahanya. Adapun 28 persen di antaranya tidak mendapat izin dari pasangan atau keluarga jika hendak berbisnis dengan alasan tanggung jawab rumah tangga.
Ilustrasi karyawati sedang sibuk bekerja. shutterstock.com
Para perempuan yang bekerja atau menjadi pengusaha sekaligus ibu rumah tangga, menurut Joanne van der Walt, memiliki kehidupan yang memaksa mereka untuk membuat skala prioritas. Sebab itu, mereka juga cenderung lebih baik dalam melakukan kompromi dan komunikasi, terutama dengan pasangan dan rekan bisnis.
Jika pasangan memahami dan mau membantu istrinya yang memulai usaha, pendiri Living Facts, Marylou Kneale, mengatakan perempuan itu akan mendapatkan manfaat lebih banyak lagi. Sebab, pasangan yang mendukung bisnis istrinya akan memberikan dukungan emosional, finansial, administratif, bahkan logistik. "Penelitian kami menunjukkan lebih banyak wanita dengan pasangan yang mendukung usaha mereka, dapat mengatasi pasang-surut dalam berbisnis ketimbang perempuan lajang," ucapnya.
Sedangkan bagi wanita lajang, Marylou Kneale menambahkan, mereka bisa mengambil keputusan berisiko tinggi dalam berbisnis karena tak perlu mempertimbangkan risiko yang hanya berimbas kepada dirinya. "Dalam berusaha, wanita lajang bisa berfokus pada pertumbuhan bisnisnya dan punya lebih banyak waktu untuk menjalin relasi daripada perempuan yang sudah menikah atau berkeluarga," katanya.