TEMPO.CO, Jakarta - Seiring bertambahnya usia, seseorang semakin berisiko terserang katarak. Menurut para ahli, penyakit ini seperti uban.
"Katarak sepasti uban. Semua orang pasti terkena, cepat atau lambat. Penyebab utama salah satunya usia," ujar spesialis mata dari JEC @Cinere, Dr Zeiras Eka Djamal, SpM di Depok, Kamis, 21 Desember 2017.
Katarak terjadi bila lensa mata berubah menjadi keruh. Sejumlah gejala yang bisa menjadi pertanda katarak, yakni kemampuan penglihatan menurun, lebih merasa silau terhadap cahaya, dan ukuran kacamata yang kerap berubah.
"Selain usia dan penyakit diabetes, obat-obatan steroid juga bisa menjadi penyebabnya," kata Zeiras.
Walau banyak diderita orang berusia lanjut, tak berarti anak-anak terbebas dari gangguan mata ini. Infeksi selama kehamilan bisa menjadi penyebabnya.
"Pada anak biasanya penyebabnya infeksi virus Rubella. Pada anak-anak perkembangan saraf membutuhkan stimulasi. Kalau ada katarak, saraf tidak akan berkembang," ujar Zeiras.
Sejumlah upaya seperti pemeriksaan mata berkala, mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang, dan berolahraga rutin menjadi anjuran ahli kesehatan demi bisa membantu memperlambat munculnya katarak.
Namun, bila sudah terlanjur muncul, Zeiras menyarankan penderita menjalani operasi untuk membantu memulihkan penglihatannya.
"Operasi peluangnya 98-99 persen dengan teknologi sekarang. Kalau derajat kataraknya berat dokter menyarankan pasien menjalani operasi," kata Zeiras.
Baca juga:
4 Tanda Gejala Katarak pada Anak
Awas, Katarak Mulai Menyasar Usia Produktif
Bukan Hanya Lansia, Ternyata Bayi Juga Bisa Alami Katarak