Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kiat Atasi Konflik Ibu Zaman Old dan Now soal Merawat Anak

image-gnews
Ilustrasi lansia bersama cucunya. shutterstock.com
Ilustrasi lansia bersama cucunya. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Konflik pascamelahirkan yang dihadapi seorang ibu muda bukan hanya soal beradaptasi dengan peran baru menjadi ibu. Masih ada beberapa masalah yang potensial timbul dan membebani pemikiran ibu baru, salah satunya adalah konflik akibat perbedaan pendapat dengan orang tua.

Tak dipungkiri, perubahan zaman dan kemajuan teknologi digital juga ikut memberi nuansa dalam pemikiran maupun pola asuh orang tua masa kini. Informasi pada era digital yang semakin mudah didapatkan, baik dari dalam maupun luar negeri, tren parenting yang terus diperbarui, hingga berbagai temuan baru yang mematahkan mitos-mitos lama merawat anak, pada akhirnya turut menyumbang terbentuknya gaya pengasuhan orang tua milenial.

Di sisi lain, masih banyak orang tua dari ibu-ibu milenial yang tetap mempercayai gaya pengasuhan era sebelumnya karena telah sukses mempraktekkannya sendiri. Perbedaan inilah yang kemudian berpotensi memicu konflik pascamelahirkan terhadap para ibu baru.

“Kadang-kadang, konflik dengan orang tua sendiri justru lebih banyak timbul, terutama saat kita sudah menjadi ibu. Misalnya, saat orang tua masih pro mitos, meminta kita menerapkan pola asuh yang berbeda dengan keinginan kita, dan sebagainya,” ungkap Vendryana, seorang ibu baru dan juga influencer dan pendiri dari Dearmoms.id.

Selain persoalan perbedaan yang kerap terjadi, masa-masa setelah melahirkan juga menjadi periode yang rawan membuat suasana hati ibu terganggu. Diakui Vendryana, dirinya telah mengalami hal tersebut sehingga kerap menjadi lebih sensitif menghadapi orang lain, termasuk orang tua sendiri.

“Memang, saat menjadi ibu, aku merasa jadi lebih sensitif sama orang-orang yang ‘terlalu peduli’ sama anakku, bahkan sama mamaku. Kadang kami terlibat cekcok karena perbedaan pemikiran mama dan aku. Tapi untungnya, mamaku termasuk ibu yang terbuka pikirannya,” ujar Vendryana saat mengenang kembali saat-saat setelah melahirkan putra pertamanya, Benzivar Zayka Mavendra.

Perbedaan yang rentan menimbulkan konflik ibu-anak ini bila tak dikelola dengan baik dapat menimbulkan keretakan hubungan keluarga yang berkelanjutan. Oleh karena itulah, ibu baru perlu pintar-pintar menghadapi perbedaan dengan orang tua, serta bijak mengelola konflik pascamelahirkan yang disebabkan oleh gap generasi tersebut.

Baca juga:
Cegah Stunting, Kuncinya di 1000 Hari Pertama Kehidupan
Anak Sering Sarapan Sereal, Waspadai Bibit Diabetes
Anak Kurang Gizi, Waspadai Dampak Psikologisnya

Menanggapi hal ini, psikolog TigaGenerasi, Inez Kristanti, M.Psi, memberikan beberapa penjelasan dan solusi agar konflik pascamelahirkan tak menjadi perselisihan yang berkepanjangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Perubahan mood di 1-2 minggu pascamelahirkan memang umum terjadi pada kaum wanita. Sekitar tujuh puluh persen ibu, mengalami postpartum blues. Bila perasaan ini ditambah dengan tanggung jawab baru menjadi ibu, bukan tak mungkin akan membuat ibu baru menjadi lebih sensitif. Salah satunya, ketika menghadapi orang tua atau mertua yang memiliki cara tersendiri dalam merawat bayi,” jelas Inez.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan ibu baru ketika menghadapi konflik pascamelahirkan, di antaranya:

- Pahami bahwa baik ibu maupun sang nenek memiliki tujuan dan maksud yang baik demi si kecil, sehingga tidak perlu menanggapi perbedaan dengan rasa permusuhan.

- Komunikasikan perbedaan dan cari kesepakatan dalam pengasuhan anak.

- Tetap izinkan sang nenek terlibat dalam pengasuhan dan perawatan si cucu. Namun sepakati bersama, sejauh mana nenek boleh terlibat dan hal-hal apa yang akan dilakukan dengan “cara ibu” sendiri.

- Jika yang berbeda adalah soal teknis merawat anak, misalnya nenek mempercayai mitos ASI atau MPASI tertentu tapi ibu tidak ingin menjalaninya, ibu bisa menyiapkan data pendukung untuk menjelaskan alasan memilih pengasuhan gaya ibu sendiri. Dan jangan lupa, sampaikan semua ini dengan sopan dan kepala dingin.

“Kadang-kadang, kehadiran cucu bagi seorang nenek di usia senja ibarat sesuatu yang mengembalikan makna hidup mereka. Jadi, wajar kalau mereka mau memberikan perhatian yang besar dan terbaik untuk cucunya,” pesan Inez kepada para ibu muda agar lebih bersimpati pada ibu-ibu mereka yang memiliki alasan sendiri untuk terlibat dalam perawatan si buah hati.

TABLOIDBINTANG

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

4 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

6 hari lalu

Perdana Menteri Isael, Benjamin Netanyahu dan Pemimpin group Hamas, Ismail Haniyeh. REUTERS/Ronen Zvulun dan Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

Pasukan Israel membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan PM Benyamin Netanyahu


Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

8 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.


Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

10 hari lalu

Ilustrasi Baby Sister / pengasuh anak / penjaga anak yang galak. youtube.com
Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.


Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

19 hari lalu

 Aghnia Punjabi/Foto: Instagram/ Aghnia Punjabi
Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

Selebgram asal Malang Aghnia Punjabi tampak terisak saat menceritakan kembali peristiwa penganiayaan yang dialami putrinya.


Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

28 hari lalu

Penyanyi Andien Aisyah. Foto: Instagram/@andienaisyah
Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

Penyanyi Andien Aisyah rajin mengajak anak-anaknya mengikuti kegiatan sosial sejak kecil untuk melihat langsung kondisi di masyarakat.


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

29 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

31 hari lalu

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya dengan sang kekasih, Jessica Ledon pada Senin, 18 Maret 2024. Foto: Instagram/@davidguetta
Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya bersama sang kekasih, Jessica Ledon.


Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

32 hari lalu

Ilustrasi tenggelam di sungai/kali. northernstar.com.au
Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

Tim SAR gabungan akhirnya menemukan satu dari dua korban yang tenggelam di Kali Cirarab Tangerang pada Ahad siang ini, 17 Maret 2024.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

34 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.