TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan lekat dengan perhiasan. Memakai gelang, kalung, cincin, tusuk sanggul, giwang, anting, dan bermacam - macam perhiasan yang biasanya menempel di tubuh perempuan. Baca juga: Happy Salma dan Dewi Sri Luncurkan Koleksi Truth Tulola
Happy Salma bersama sahabatnya, Dewi Sri Luce Rusna mendirikan Tulola Jewelry yang berupaya melestarikan keindahan aksesoris traditional yang digunakan nenek moyang. "Banyak aksesoris warisan leluhur, misalnya subeng. Itu warisan nenek moyang yang kami transfer menjadi gaya kekinian," kata Happy Salma di Jakarta.
Happy Salma menceritakan siapapun bisa menggali inspirasi dari alam, karya sastra, dan sejarah. "Kami berinovasi dengan cara dan gaya tradisional," kata Dewi Sri. Aksesoris yang mereka buat tidak hanya diambil dari karakter budaya di suatu daerah, namun juga dari keindahan Indonesia secara keseluruhan.
Tulola Jewerly Koleksi ‘Truth’ di Tugu Kunstkring Paleis, Jakarta, Kamis, 23 November 2017. TEMPO | Astari Pinasthika Sarosa
Salah satu contohnya adalah sebuah kalung emas yang dibuat menjadi rangkaian kepulauan Indonesia. Kalung tersebut membentuk pulau Sumatera, Jawa Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, sampai Papua. Semua perhiasan Tulola Jewelry dibuat oleh perajin lokal dan harganya mulai Rp 600 ribu sampai Rp 40 juta.
[08:33, 11/24/2017] Astari: Tulola Jewerly Koleksi ‘Truth’ di Tugu Kunstkring Paleis, Jakarta, Kamis, 23 November 2017. TEMPO | Astari Pinasthika Sarosa