TEMPO.CO, Jakarta - Jerawat tidak pernah muncul pada saat yang tepat. Tapi pernahkah kita memperhatikan jerawat selalu muncul pada saat terburuk, seperti ujian akhir atau presentasi pada klien yang sudah direncakan jauh hari?
Ternyata, ada alasannya. Stres benar-benar berdampak pada kulit, mulai dari jerawat, iritasi, dan bahkan keriput. Lalu, bagaimana stres mempengaruhi kulit dan apa yang dapat dilakukan untuk menjaga kulit tetap bersih? Simak penjelasan dari Cosmopolitan berikut ini.
1. Hormon stres
Saat stres, tubuh memompa hormon stres sebagai bagian dari respons stres akut. Hormon ini mengarahkan darah menjauh dari kulit, mengirimkannya untuk bahan bakar otot dan organ.
"Stres kronis membuat kulit kekurangan oksigen dan nutrisi penting, yang menyebabkan kondisi kulit dan pembengkakan," kata Dr. Whitney Bowe, seorang ahli kulit di New York, Amerika Serikat. Salah satu hormon stres, khususnya, kortisol, juga dapat menyebabkan kelenjar minyak memproduksi minyak berlebihan sehingga jika rentan berjerawat wajah jadi lebih berjerawat.
2. Kurang tidur
Tidur sangat penting untuk kesehatan kulit dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. "Tidur adalah waktu penting bagi tubuh untuk memperbaiki diri setiap hari,” kata Dr. Bowe.
Kurang tidur dapat meningkatkan kadar kortisol, yang bersamaan dengan kelebihan minyak bisa membuatnya lebih sulit untuk tidur, seperti lingkaran setan, kurang tidur, kelebihan kortisol, lebih banyak stres, kurang tidur. Kurang tidur dan tekanan lebih besar dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga membuat kulit kusam dan garis halus muncul lebih cepat.
Baca juga:
Efek Stres di Tempat Kerja, Gangguan Pencernaan dan Mudah Marah
Stres Akibatkan Menurunnya Kualitas Performa
Jangan Stres, Lihat Dampaknya buat Otak dan Tubuhmu
3. Masalah kulit lain
Jika memiliki kondisi kulit kronis seperti eksim, psoriasis, atau rosacea, dapat bertambah buruk saat stres. "Biasanya bukan satu-satunya penyebab kondisi ini tapi pada seseorang yang sudah memiliki kecenderungan genetik, stres bisa menjadi perang terakhir, " kata Dr. Bowe. Jika eksim tiba-tiba memburuk, itu mungkin isyarat untuk dekompresi.
4. Kebiasaan gugup yang sulit dihilangkan
Cara kita mengatasi stres sebenarnya bisa merusak kulit. "Anda mungkin mulai menggigit kuku, memegang kulit atau memutar rambut tanpa menyadarinya," kata Dr. Bowe.
Semua kebiasan itu dapat mentransfer bakteri ke kulit sehingga lebih rentan terhadap jerawat. Bahkan jika menenggak minuman latte dapat membuat kebiasaan gugup itu menjadi lebih buruk. Jadi, tetaplah minum air putih.
5. Meningkatkan risiko kanker kulit
Jangan panik, stres tidak dapat menyebabkan kanker kulit tapi bisa meningkatkan risikonya. "Stres menurunkan sistem kekebalan tubuh secara umum namun sekarang para periset telah menemukan bahwa respons sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker kulit sel basal juga terpengaruh," ujar Dr. Bowe.
Selain mengoleskan tabir surya sebagai perlindungan, carilah teknik penghilang stres untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.
6. Mempercepat penuaan
Terlalu banyak tekanan dapat menambah garis halus dalam beberapa tahun. "Hormon stres menyebabkan penuaan datang lebih cepat karena tubuh sedang sibuk melawan stres daripada melindungi Anda dari tekanan lingkungan seperti sinar UV, asap rokok, dan polusi," ujar Dr. Bowe. "Ada banyak istem pertahanan alami pada kulit dan jika menghabiskannya karena stres internal, kita akan menggunakan melebihi sumber daya."
Beberapa teknik manajemen stres sederhana dapat bermanfaat untuk kulit. Misalnya ketika lelah, jalan-jalan sebentar, lakukan beberapa latihan yoga atau pernapasan dalam-dalam, atau mengobrol dengan seroang teman. Ini semua dapat menurunkan kadar kortisol, yang dapat membantu membersihkan pikiran dan kulit.