TEMPO.CO, Jakarta - Pelakor alias perebut laki orang menjadi perbincangan hangat akhir - akhir ini. Adalah Jennifer Dunn yang disebut sebagai pelakor atau orang ketiga dari pasangan suami istri Faisal Harris dan Sarita Abdul Mukti.
Baca juga:
3 Alasan Anda Bakal Menyesal Jika Ngamuk ke Pelakor
Deteksi Perbincangan di Grup Chat yang Berbau Selingkuh
Punya Teman Pelakor: Serba Salah dan Muak, Harus Bagaimana?
Persoalan ini kian mencuat ketika anak Faisal Harris, Shafa Aliyah mengunggah video tengah melabrak Jennifer Dunn di sebuah pusat perbelanjaan. Di akun instagramnya, Sarita juga kerap mengungkapkan kesedihan akan masalah yang dia hadapi dan bagaimana Jennifer Dunn telah melukai keluarganya.
Psikolog keluarga Kasandra Putranto menyarankan langkah pertama yang harus dilakukan seorang istri ketika mengetahui suaminya mulai dekat atau ketahuan punya hubungan dengan pelakor adalah tetap tenang dan tidak emosional. "Sebaiknya ajak suami bicara baik - baik," kata Kasandra Putranto kepada Tempo, Senin, 20 November 2017. Pada saat yang sama, istri juga diharapkan menganalisa empat hal yang menjadi penyebab orang berselingkuh.
Ilustrasi selingkuh. Shutterstock
Kasandra melanjutkan, setelah menganalisis empat sebab suami selingkuh, maka istri bisa menentukan langkah selanjutnya. Pernyabab pertama adalah, seseorang yang selingkuh ingin mengejar sensasi dari perselingkuhan dan ingin memenuhi kebutuhan fisk, emosional, atau finansial di luar perkawinan.
Penyebab kedua, Kasandra mengatakan, orang yang selingkuh merasa ada sesuatu yang kurang dari pernikahannya dan itu yang seringkali menjadi alasan untuk melirik ke perempuan lain. Ketiga, faktor pelakor yang terdorong untuk menggoda suami orang demi kepentingan pribadi.
Adapun sebab keempat adalah teknologi yang kian maju memberikan akses yang lebih luas dan dapat memudahkan seseorang untuk berselingkuh. "Tapi intinya, apapun alasannya selingkuh itu tidak dapat diterima," kata Kasandra
Setelah menganalisa empat faktor tadi, barulah istri dapat memutuskan pendekatan apa yang akan dilakukan terhadap suami, misalnya apakah membicarakan masalah di antara mereka atau memutuskan untuk menyelesaikan hubungan perkawinan karena sudah tidak bisa memperbaiki keadaan. Untuk tindakan selanjutnya, semua tergantung kepada kedua belah pihak.