TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian masyarakat belum memahami bagaimana cara menakar dosis obat yang dikonsumsi. Mereka berpedoman dosis penuh untuk orang dewasa dan separuh untuk anak-anak. Contohnya, jika minum obat flu maka orang dewasa minum 1 tablet, sedangkan anak-anak cukup setengah tablet.
Baca juga:
Tip Agar Obat Si Kecil Aman
Tip Agar Anak Tak Takut Minum Obat
Sebab Obat Antibiotik Harus Dihabiskan
Tak semudah itu menakar dosis obat karena kondisi setiap individu berbeda. Kita perlu mengetahui kebutuhan dosis obat yang optimum untuk seseorang dengan melihat kondisi genetik masing-masing. Dengan begitu, upaya penyembuhan dan pengurangan efek samping dari pengobatan akan efektif.
Kondisi genetik yang dapat mempengaruhi kebutuhan dosis obat seseorang adalah ketika ditemukannya variasi genetik di dalam tubuh yang dapat memengaruhi metabolisme. Untuk mengetahui ada atau tidaknya variasi genetik di dalam tubuh yang dapat memengaruhi kebutuhan dosis obat, terutama obat warfarin, kita dapat melakukan pemeriksaan Warfarin IndivTest.
Pemeriksaan ini hanya dilakukan sekali seumur hidup sebagai tanda dan identitas diri dalam mendapatkan dosis obat warfarin. Warfarin adalah golongan obat antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah yang berbahaya bagi mereka yang mengalami pembekuan darah di kaki pada penderita trombosis vena dalam, di paru-paru pada penderita emboli paru, dan di jantung pada penderita fibrilasi atrium dan serangan jantung.
Mengutip keterangan tertulis dari Laboratorium Klinik Prodia, faktor genetik berpengaruh terhadap kebutuhan dosis warfarin. Variasi genetik terkait pengobatan warfarin sering terjadi pada dua gen, yaitu gen CYP2C9 dna VKORC1. Sebab itu, keberadaan variasi genetik kedua gen tersebut sangat memengaruhi penentuan dosis warfarin antar-individu.
Untuk mengetahui ada tidaknya variasi genetik pada gen CYP2C9 dan VKORC1 diperlukan pemeriksaan Warfarin IndivTest. Ditemukan atau tidaknya variasi genetik dapat membantu dalam menentukan dosis awal obat warfarin. Berbagai manfaat pemeriksaan Warfarin Indivtes antara lain mendeteksi adanya variasi genetik pada gen CYP2C9 dan VKORC1, menentukan dosis awal optimum warfarin sesuai hasil kombinasi genotip, mengurangi kekurangan atau kelebihan dosis selama masa pengobatan awal, dan mengurangi risiko pendarahan dan kejadian tromboemboli. Pemeriksaan Warfarin IndivTest ini juga cukup dilakukan sekali seumur hidup.
DWI NUR SANTI