Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Styrofoam Berbahaya buat Wadah Makanan? Simak Kata Pakar

Reporter

image-gnews
Petugas melakukan kampanye pelarangan penggunaan styrofoam untuk bungkus makanan dan minuman di Bandung, Jawa Barat, 14 Desember 2016. TEMPO/Prima Mulia
Petugas melakukan kampanye pelarangan penggunaan styrofoam untuk bungkus makanan dan minuman di Bandung, Jawa Barat, 14 Desember 2016. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar setahun lalu, publik dihebohkan dengan pemberitaan soal larangan penggunaan styrofoam sebagai bahan pembungkus makanan dan minuman di sejumlah daerah. Material mirip gabus berwarna putih itu dianggap berbahaya dan berpotensi memicu sel kanker dalam tubuh.

Hingga saat ini, perdebatan mengenai keamanan styrofoam yang difungsikan sebagai pembungkus makanan masih berlanjut. Bahkan, mulai bermunculan sejumlah penelitian baru yang mementahkan anggapan bahwa material yang disebut juga dengan polistirena itu berbahaya.

Dalam sebuah kuliah umum bertajuk "Styrofoam dalam Kehidupan Sehari-hari dan Pendayagunaan Sampah Polistirena" di Institut Teknologi Bandung (ITB) belum lama ini, pandangan baru tentang styrofoam mulai dikuak oleh para ahli.

Tenaga Ahli dari Lembaga Afiliasi Perguruan Tinggi dan Industri (LAPI) ITB, Akhmad Zainal Abidin, memaparkan fakta-fakta yang selama ini kurang dipahami masyarakat awam tentang bahan yang terbuat dari monomer stirena tersebut.

Menurutnya, penggunaaan polistirena sebagai kemasan makanan menjadi kontroversi ketika banyak orang percaya bahwa bahan utama styrofoam (yang secara ilmiah disebut dengan stirena) tidak aman untuk kesehatan jika terkontaminasi dengan makanan.

“Padahal stirena sendiri adalah zat kimia yang terdapat dalam sejumlah makanan yang biasa dikonsumsi manusia, seperti stroberi, kopi, dan kacang. Sementara itu, jumlah stirena yang ada dalam kemasan styrofoam untuk makanan hanya 0—39 ppm [part per million],” ujarnya.

Akhmad berpendapat stirena dalam kadar tersebut setara dengan kandungan yang terdapat di dalam kayu manis, daging sapi, biji kopi, stroberi, kacang, dan tepung yang lazim dan aman dikonsumsi manusia sehari-hari.

Dia melanjutkan kemasan makanan dari polistirena di Indonesia lebih banyak digunakan oleh pedagang makanan di pinggir jalan. Sebab, kemasan ini dipercaya mampu menahan panas dan dinginnya makanan, menjaga higienitas, dan lebih murah dibandingkan jenis pembungkus lain.

Artikel lain:
4 Manfaat Makan Perlahan, Bisa Menjaga Berat Badan
Berbagai Penyakit yang Muncul karena Makan Terburu-buru
Heboh Jengkol, Berapa Banyak yang Aman Dikonsumsi?

Akan tetapi, para aktivis lingkungan gencar meneriakkan soal produk ramah lingkungan dan mendesak agar styrofoam diganti dengan material lain seperti kertas. Akhmad berpendapat meskipun terkesan ramah lingkungan, kertas pada kenyataannya justru lebih membahayakan.

“Kertas yang sering dipakai sebagai substitusi kemasan makanan dari polistirena sekilas memang tampak ramah lingkungan. Namun, faktanya, kemasan kertas memberi dampak buruk yang lebih besar terhadap lingkungan,” tegasnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bukan hanya soal banyaknya pohon yang ditebang untuk diolah menjadi pulp, tetapi soal daya dekomposisinya. Kertas pembungkus makanan tersebut pada hakikatnya berlapis plastik yang membuatnya susah untuk didaur ulang.

“Ramah lingkungan itu bukan lagi persoalan mana yang terurai lebih cepat oleh alam tetapi mana yang siklus atau daur ulang hidupnya lebih ramah lingkungan, mulai bahan baku, cara produksi, penggunaannya, sampai pendaurulangan sampahnya adalah yang paling sedikit memakan energi, tidak menimbulkan pemanasan global, dan SDA yang dipakai tidak belebihan,” kata Akhmad.

Dia menjabarkan kemasan polistirena terdiri atas 10 persen stirena dan 90 persen udara yang membuatnya menjadi kemasan plastik paling murah. Menurutnya, polistirena sebenarnya adalah material organik dari karbon dan hidrogen.

Sementara itu, Business Development dari Indonesian Olefin, Aromatic, and Plastic Industry Association (Inaplas) Budi Sadiman mengatakan kemasan yang murah bukan hanya akan menolong para pedagang kaki lima, tetapi juga konsumen.

Jika para pedagang harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk kemasan, mereka akan membebankan pengeluaran tersebut kepada konsumen agar keuntungan tidak berubah. Hal ini akan berdampak pada harga jual yang lebih tinggi dan akan menyusahkan konsumen kelas bawah.

“Seandainya kita mengganti kemasan menjadi bahan kertas, harga makanan akan meningkat Rp2.000—Rp5.000. Hal ini juga akan memengaruhi angka penjualan, karena konsumen akan ragu membeli makanan kaki lima yang mahal,” ungkapnya.

Sekadar catatan, tahun lalu salah satu daerah yang melarang penggunaan styrofoam adalah Bandung. Pemerintah Kota setempat memberlakukan larangan mengemas makanan dan minuman dengan styrofoam karena dicurigai membahayakan kesehatan tubuh dan merusak lingkungan.

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, beranggapan kemasan styrofoam tidak bisa terurai di lingkungan. Buktinya, di sumber banjir yang terjadi di Ibu Kota Jawa Barat itu kerap ditemukan kantong kresek dan sampah styrofoam.

Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sebelumnya juga melarang penggunaan styrofoam karena mengandung benzena, yang merupakan satu dari empat komponen toksin pemicu kanker selain toluena, etilbenzena, dan xilena.

Sementara itu, beberapa negara telah lama melarang penggunaan styrofoam. Jepang, misalnya, melarangnya karena styrofoam mengandung benzena yang mengganggu kelenjar endokrin yang berfungsi pada proses reproduksi manusia.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

5 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

9 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

9 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

12 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

12 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

15 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

15 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

16 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.


Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

20 hari lalu

ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)
Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

Meski dapat meningkatkan risiko kesehatan tertentu, namun olahraga berlebihan tidak menyebabkan impoten atau disfungsi ereksi (DE).