TEMPO.CO, Jakarta - Usia seseorang bisa dilihat dari kondisi lehernya. Namun perawatan kulit leher masih kerap terlupakan atau dianggap sepele. Padahal, garis-garis horizontal yang muncul di leher merupakan tanda-tanda penuaan.
Baca juga:
2 Gangguan Perilaku Anak yang Candu Gadget
Anak Suka Main Gadget, Kapan Waktunya Periksa Mata
Jawab Pertanyaan Ini Tanda Ayah Bunda Mencandu Gadget
Garis halus yang muncul di leher ini tak lepas dari kebiasaan sehari-hari, salah satunya sering menunduk ketika menggunakan gadget. "Semakin banyak aktivitas kita yang menyebabkan kulit terlipat, garis-garis halus dan kerutan akan lebih cepat muncul," ujar dokter kulit asal New York, Joshua Zeichner.
Selain kebiasaan melihat ponsel dengan posisi leher menunduk, menurut dia, sinar matahari, merokok, dan warna kulit memicu timbulnya kerutan pada leher. Ketika kulit rusak, kolagen dan elastin tidak bekerja maksimal sehingga kulit tidak bisa kembali pada bentuknya semula. Mereka yang berwarna kulit terang lebih rentan mengalami kerutan di usia dini dibanding yang berkulit gelap.
Ilustrasi leher. Shutterstock
Dikutip dari laman Instyle, kebiasaan menunduk melihat layar gadget juga bisa memicu kerutan dini di leher atau yang dikenal dengan fenomena tech neck. "Kita kini lebih sering menunuduk untuk melihat layar gadget, sehingga membuat kulit leher terlipat," ucap Joshua Zeichner. "Aktivitas ini juga berkontribusi pada bertambahnya kerutan di leher pada pasien yang lebih muda."
Salah satu cara mencegah kerutan di leher adalah dengan menggunakan produk antiaging di area tersebut. Kulit di leher termasuk jenis kulit yang tipis sehingga wajib dilindungi dengan antioksidan dan tabir surya. Krim berbahan dasar retinol yang diformulasikan untuk wajah, leher dan dada bisa digunakan untuk menstimulasi kolagen.