TEMPO.CO, Jakarta - Menurut survei yang dilansir healthy children, 92,2 persen anak berumur 1 tahun sudah dibiasakan menggunakan gadget dan menonton televisi oleh orang tuanya. Beberapa bahkan sudah dikenalkan peralatan itu sejak berumur 4 bulan.
David Hill, profesor spesialis anak dari UNC Medical School di Amerika Serikat mengatakan, "Mereka mungkin saja menatap berbagai warna dan gerak yang muncul di layar. Namun otak mereka belum mampu mencerna apa yang sebenarnya tampil pada layar tersebut."
Dibutuhkan sekitar 18 bulan agar otak bayi berkembang sampai titik saat simbol pada layar televisi atau gadget dapat dipadankan dengan apa yang mereka lihat di dunia nyata. Namun, menonton melalui layar kaca sebelum berumur 18 bulan, akan berpotensi memberikan efek yang negatif pada perkembangan bicara, kemampuan membaca, dan memori jangka pendek. Hal itu juga memberikan kontribusi pada masalah tidur dan susah memfokuskan perhatian.
Baca juga:
Banyak Acara Tak Sesuai, Orang Tua Mesti Dampingi Anak Nonton TV
Rasa Bosan Anak Ternyata Mengasah Kreativitasnya
Kiat Jadi Teman Diskusi Anak yang Beranjak Remaja
Walaupun hanya sekadar menghidupkan televisi dan tidak menontonnya, hal itu cukup menjadi faktor penunda perkembangan bahasa pada bayi dan balita. Hill mengatakan orang tua biasanya berbicara 940 kata per jam saat bersama buah hatinya. Namun, dengan televisi menyala, angka itu turun menjadi 770. Lebih sedikit interaksi yang terjadi berarti kurang juga pembelajaran.
Namun setelah berusia 2 tahun kemampuan anak beradaptasi dengan layar kaca mulai berubah. Acara televisi atau aplikasi pada gadget yang tepat justru dapat membantu perkembangan anak dalam melek huruf, berhitung, pengenalan tentang sains, dan pemecahan masalah melalui permainan.
Terlepas dari konten, batasi waktu penggunaan alat-alat elektronik anak hanya 1 jam sehari dari usia 18 bulan sampai 5 tahun.
SATRIA DEWI ANJASWARI