Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dicari Asisten Sutradara Perempuan untuk Livi Zheng

image-gnews
Livi Zheng, Sutradara film. TEMPO/Frannoto
Livi Zheng, Sutradara film. TEMPO/Frannoto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Livi Zheng mengaku sulitnya mencari rekan kerja perempuan yang bisa membantunya dalam membuat film. Bahkan di luar negeri sekali pun, Livi Zheng merasa sendiri dan tak bisa berbagi beban tugas dengan sesama perempuan.

"Kamu merasa seperti satu-satunya perempuan di bidang itu karena di sekitarmu laki-laki semua," kata Livi Zheng kepada Tempo. "Tapi kondisi itu tidak terlalu mengganggu karena aku tomboy dan punya banyak teman laki-laki."

Kendati Livi Zheng tidak merasa ada kendala dalam bekerja di dunia film di Amerika Serikat, dia pernah membuktikan sulitnya mencari asisten perempuan. "Dari 350 pendaftar, hanya dua yang perempuan."

Sejatinya Livi Zheng memang membutuhkan rekan kerja perempuan. Salah satu alasannya, tak perlu pesan dua kamar ketika bepergian dan kerap sulit mencari dua tempat terutama jika sedang mengikuti acara. "Saya sudah menunggu untuk mendapat lebih banyak kandidat perempuan, tapi tidak ada. Hanya dua itu saja," ucap perempuan kelahiran Blitar, 3 April 1989, ini.

Livi Zheng berbagi pengalaman di kampus UK Petra Surabaya, 4 November 2015. FOTO: Kurniawan Arief.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika berkenalan dengan industri film di Amerika, Livi Zheng sudah 'kenyang' dengan penolakan. Setelah 32 kali mendapat jawaban 'no', akhirnya film karyanya "Brush with Danger" meluncur pada 2014. Ketika itu, Livi Zheng berhadapan dengan tiga stigma yang disematkan orang ketika baru mengenalnya: perempuan, orang Asia, dan masih muda. Namun tiga hal itu tak menghentikannya untuk meraih mimpi.

Bukannya tak mau membangun karier di Indonesia, Livi Zheng menjelaskan memulai karier sebagai sutradara di Amerika adalah satu-satunya pilihan untuknya. "Sebenarnya saya tidak punya pilihan karena saya sekolah di sana dan keluarga selalu mendorong untuk punya cita-cita yang tinggi," ucapnya. Livi Zheng mengenyam pendidikan S1 di jurusan ekonomi di University of Washington dan mengambil S2 di bidang film di University of Southern California.

Frasa cita-cita yang tinggi itu kemudian diterjemahkan, 'kalau mau masuk industri film, ya harus ke Hollywood. Kalau mau main game, bikin game sendiri'. Livi Zheng dan keluarga sejak awal sudah siap dengan berbagai tekanan dan tantangan yang akan dihadapi di industri film. "Keluarga sangat mendukung. Mereka bilang, 'kalau kamu gagal, itu bagian dari proses'," ucapnya.

CATATAN KOREKSI: Berita ini diubah pada 8 September 2019 untuk memperbaiki akurasinya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

15 jam lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

1 hari lalu

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.


15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

2 hari lalu

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

2 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

3 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

6 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

7 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

9 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

9 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.


5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

11 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

The First Omen adalah prekuel dari film horor supernatural klasik 1976 The Omen. The Omen mengungkap konspirasi setan yang melibatkan Pastor Brennan, Pastor Spiletto, dan Suster Teresa, yang rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Damien.