TEMPO.CO, Jakarta - Hampir setiap minggu ada saja cara terbaru menghilangkan jerawat, mulai dari menggunakan arang sampai masker tanah liat. Yang terbaru adalah botoks juga dapat digunakan untuk mengobati jerawat.
Botoks selama ini dikenal ampuh untuk mengencangkan kulit yang kendur, menghaluskan garis-garis halus, menahan keringat berlebihan, dan bahkan mencegah migrain. Seperti dikutip dari Marie Claire, seorang ahli bedah plastik di Chicago, Amerika Serikat, baru-baru ini mempublikasikan satu-satunya studi tentang efek botoks terhadap jerawat.
Dalam studi tersebut, dia menemukan bahwa 85 persen dari 20 pasien yang disuntik dengan dosis tunggal botoks menunjukkan adanya penurunan ukuran pori dan produksi minyak pada daerah tersebut.
"Saat berkeringat, Anda melepaskan lebih banyak minyak sebakus yang dapat menyebabkan pori tersumbat sehingga menimbulkan jerawat,” kata Melissa Kanchanapoomi Levin, seorang ahli kulit dan profesor klinis yang tidak berafiliasi dengan penelitian.
Artikel lain:
Usir Jerawat dan Flek Hitam dengan Daun Kemangi
Mau Sulam Bedak, Bisakah pada Kulit Berjerawat
Tanpa Kosmetik Mahal, Wajah Natalie Portman Mulus Tanpa Jerawat
Menurut Levin, saat menyuntikkan botoks ke dahi dan antara alis untuk keperluan kosmetik, banyak pasien yang menunjukkan bahwa mereka mengalami perubahan pada keringat yang lebih sedikit dan juga jerawat pada dahi. Namun, tidak semua ahli dermatolog merekomendasikan botoks untuk mengobati jerawat.
"Saya pribadi tidak menggunakan botoks untuk mengobati jerawat, terutama saat suntikan menutupi seluruh wajah, yang dapat menyebabkan kelumpuhan beberapa otot wajah,” ujar Levin.
Levin menambahkan, botoks hanya memperbaiki sementara dan fungsi kelenjar keringat akan kembali segera setelah ada koneksi baru yang bisa terjadi setelah beberapa bulan. "Sederhananya, ada perawatan yang lebih baik untuk jerawat saat ini," ujarnya.