TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit jantung kini tidak hanya dialami mereka yang berusia lanjut. Seiring pergeseran gaya hidup, risiko ini mulai mengintai usia muda.
Menurut Sekretaris Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Kementerian Kesehatan RI, dr. Iman Asjikin Hidayat, MHA, penyebab utama meningkatnya penyakit jantung dan stroke di Indonesia adalah gaya hidup modern yang minim aktivitas dan gerakan fisik atau sedentari.
“Pekerja kantoran misalnya, duduk sepanjang hari di balik meja. Banyak juga mereka yang memanfaatkan jasa asisten rumah tangga atau online untuk segala keperluan. Malas bergerak ini yang harus diubah karena menjadi dampak risiko gaya hidup yang baru terasa setelah bertahun-tahun,” ujar dr. Iman.
Dia menambahkan, generasi muda harus meningkatkan gaya hidup sehat melalui perilaku cerdik.
“Cek kesehatan rutin, hindari asap rokok, wajib beraktivitas fisik, diet sehat dan seimbang, serta istirahat yang cukup,” tukasnya.
Baca Juga:
Sebagai bentuk pencegahan penyakit jantung di usia muda, sudah saatnya generasi muda menerapkan hidup sehat. Gaya hidup yang aktif dan rutin berolahraga, menerapkan pola makan seimbang rendah lemak jenuh dan kolesterol, serta kebiasaan sehat tanpa rokok dan minuman beralkohol.
“Kolesterol jahat jadi faktor utama pengerasan pembuluh darah jantung, leher, otak, ginjal sehingga semua pembuluh darah bisa kena dan menjadi penyebab kematian mendadak dan cacat permanen,” dia menjelaskan.
Artikel terkait:
Dengarkan Denyut Nadimu untuk Deteksi Stroke Sejak Dini
Hindari Sakit Jantung, Lakukan 6 Langkah CERDIK
9 Cara Mengetahui Detak Jantung Normal pada Anak