TEMPO.CO, Jakarta - Dalam pernikahan adat Jawa, menikahkan anak lelaki dan perempuan terdapat perbedaan tingkat kesibukannya. Menurut salah satu pemandu acara yang akan bertugas dalam pernikahan Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution, Taufiq Widodo, ritual yang dijalankan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai yang punya hajat akan lebih banyak.
Baca juga:
Rapat Besar Pernikahan Kahiyang Ayu - Bobby: Tinggal Eksekusi
Permintaan Iriana Jokowi untuk Gaun Pernikahan Kahiyang Ayu
Kahiyang Jokowi Menikah, Tuty Adib Bicara dari Hati ke Hati
“Yang mantu itu keluarga mempelai perempuan, kalau keluarga laki-laki disebut ngunduh. Ayah yang menikahkan putrinya disebut sing duwe gawe (yang punya hajat). Pernik-perniknya (pernikahan anak perempuan) lebih rumit. Ritualnya lebih banyak," ujar Taufiq.
Kesibukan keluarga Jokowi akan sangat padat dalam pernikahan Kahiyang Ayu sebagai pemangku hajat. Mulai dari siraman di pagi hari, keluarga Jokowi mulai adang atau menanak nasi, lalu memasang janur.
Setelah memasang janur, Presiden Jokowi dijadwalkan memasang bleketepe, anyaman daun kelapa yang masih hijau. Anyaman itu dipasang mengelilingi area pernikahan sebagai simbol tempat penyucian. Lalu keluarga Jokowi memasang tuwuhan, yakni aneka tanaman yang diikat menjadi satu sebagai simbol ikatan doa untuk mempelai.
Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan depan) didampingi ketiga anaknya yaitu Kaesang Pangarep (belakang), Kahiyang Ayu (kedua kiri) dan Gibran Rakabumi Raka (kiri) memberikan keterangan pers terkait pernikahan Kahiyang di kediaman pribadi, Sumber, Solo, Jawa Tengah, 17 September 2017. Pernikahan Kahiyang digelar di gedung Graha Sabha Buana Solo. ANTARA/Mohammad Ayudha
Sementara untuk siraman, tidak hanya Kahiyang yang akan menjalani siraman, mempelai laki-laki juga boleh ikut siraman. Namun airnya diambil dari kediaman mempelai perempuan. Nama air itu toya perwitasari. Air diambil sebagian lalu dikirim ke kediaman mempelai pria. Semua tata cara ini bersumber dari keraton.