TEMPO.CO, Jakarta - Istilah “kids zaman now” belakangan viral. Kata ini digunakan untuk menyebut kelakuan anak zaman sekarang yang tingkahnya bikin kepala orang tua menggeleng.
Anak sekarang tidak malu-malu menunjukkan aksi bak orang dewasa di media sosial. Anak-anak SD tak malu berpacaran, bahkan menunjukkan foto berpelukan, berciuman, atau menggunakan panggilan “Mama-Papa”. Baca: Ayo Lebih Bijak Gunakan Media Sosial, Jangan Mudah Termakan Isu
Ketika putus atau patah hati, mereka curhat di medsos, mengunggah foto sedang menangis, memaki-maki mantan, hingga mengganti nama panggilan dengan “Duda-Janda”.
Kehidupan anak sekrang tidak bisa dipisahkan dari media sosial. Selain eksis dan ekspresif di medsos, persoalan hidup mereka tidak jauh-jauh dari medsos.
Ada yang bertengkar karena akun Instagramnya tidak diikuti balik oleh temannya, panik karena jumlah pengikut tak kunjung meningkat, sempat pula beredar video sekelompok remaja bertengkar hanya karena persoalan foto Facebook yang tidak di-tag. Baca juga: Posting Penyakit di Media Sosial, Begini Curhat Lady Gaga
Kami pun tergelitik ketika menyaksikan seorang peserta kompetisi stand-up comedy berusia 10 tahun mengaku sulit berkonsentrasi lantaran akun Instagramnya diretas orang.
Psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo S.Psi. menyebut medsos menjadi alat bagi anak untuk mencari perhatian dan mendapatkan respons dari lingkungan.
“Anak, khususnya yang memasuki usia pubertas, butuh teman bicara yang mau mendengar, memberi perhatian, dan menerima mereka apa adanya. Hal ini bisa didapatkan dari medsos. Dulu mungkin ada buku harian, namun sekarang muncul medsos yang fungsinya sama dengan buku harian. Bedanya, medsos bisa dibaca banyak orang dan memberi respons balik untuk anak,” urai Vera.
Medsos memberi keleluasaan dan kebebasan, yang didambakan anak untuk berekspresi. Apalagi mereka merasa medsos adalah dunia mereka karena mereka mengakses dengan gawai pribadi. Baca juga: Candu Media Sosial Lebih Buruk dari Alkohol dan Rokok
“Ini yang menyebabkan mereka tidak sadar, medsos sebenarnya ranah publik,” Vera memperingatkan.