TEMPO.CO, Jakarta - Kanker payudara merupakan salah satu penyakit mematikan bagi perempuan. Di Indonesia, kanker payudara menjadi kasus kematian tertinggi, dan yang memprihatinkan, 70 persen pasien kanker payudara berada pada stadium lanjut. Padahal pasien kanker payudara memiliki peluang sembuh sampai 98 persen jika terdeteksi dini dan diobati secara medis.
Sayangnya, mayoritas pasien kanker payudara di Indonesia terdeteksi pada stadium lanjut sehingga peluang untuk mencapai kesembuhan kecil. Hal ini menjadi salah satu visi Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) agar Indonesia bebas dari kanker payudara stadium lanjut pada 2030.
“Kanker payudara tidak dapat dihilangkan sama sekali, setidaknya tidak dalam stadium lanjut,” ujar Ketua YKPI Linda Agum Gumelar di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Linda, untuk mencapai visi tersebut sangat penting untuk meningkatkan perhatian masyarakat pada deteksi dini. WHO bahkan memperkirakan jumlah penderita kanker payudara akan meningkat sampai 300 persen pada 2030.
Selama Oktober, yang dikenal sebagai bulan peduli kanker payudara internasional, YKPI juga melakukan beberapa kegiatan sosialisasi dan kampanye deteksi dini ke seluruh Indonesia, terutama di wilayah Indonesia bagian timur.
Baca juga:
Cegah Kanker Payudara dengan Menghindari Makanan Ini
Oktober Bulan Peduli Kanker Payudara, Cara Unik Memperingatinya
Biaya Mamografi Mahal Bikin Wanita Tak Sadar Kena Kanker Payudara
Untuk mencegah kanker payudara sedini mungkin dapat dilakukan dengan periksa payudara sendiri (sadari), yang harus dilakukan setiap perempuan sebulan sekali, atau pemeriksaan payudara klinik (sadanis), yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Selain itu, pencegahan lain ialah menghindari faktor risiko kanker melalui pola hidup sehat dengan menjaga asupan nutrisi dalam makanan serta olahraga dan menghindari asap rokok.
Selain persoalan deteksi dini yang masih rendah di Indonesia, sistem rujukan dalam program BPJS yang berbelit dan panjang membuat pengobatan kanker terlambat sehingga kanker sudah terlanjur menyebar cepat. Inilah salah satu penyebab tingginya kematian karena kanker payudara pada stadium lanjut.
“Saat ini pemimpin daerah seharusnya lebih banyak menyediakan fasilitas deteksi dini, menyekolahkan dokter umum ke sekolah pendidikan spesialis dan subspesialis onkologi sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke pusat atau rumah sakit di Jawa,” kata Linda.