TEMPO.CO, Jakarta - Bagi ibu yang bekerja di kantor, konsep menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan pekerjaan menjadi tantangan tersendiri. Soal pekerjaan, ibu dituntut menunjukkan performa yang baik. Sampai di rumah, tugas sebagai ibu dan istri menanti.
Baca juga:
10 Pelipur Lara Ibu Bekerja
Tip Ibu Bekerja Bagi Waktu untuk Keluarga
Tak mudah menetapkan garis batas antara urusan kantor dan rumah. Sering kali ibu masih sibuk menyelesaikan sisa pekerjaan sembari menemani anak bermain di rumah. Atau ketika berada di kantor, telepon dari rumah yang mengabarkan si kecil yang sakit membuyarkan konsentrasi.
Menurut survei yang digagas perusahaan konsultan manajemen Gallup pada 2016 di Amerika Serikat, sebanyak 54 persen ibu bekerja dengan anak usia di bawah 18 tahun lebih ingin berada di rumah untuk menemani anak daripada di kantor. Kebanyakan ibu bekerja diliputi perasaan bersalah karena harus meninggalkan anak demi mencari nafkah, tidak bisa mendidik anak dengan maksimal, dan tidak bisa menyaksikan perkembangan anak setiap saat.
Meninggalkan anak di rumah memang membuat galau. Namun, perlu diketahui, studi yang dimuat di Journal of Marriage and Family di Amerika Serikat pada 2015 menyebut, kuantitas waktu yang dihabiskan anak bersama dengan ibu mereka, baik yang bekerja ataupun tidak, cenderung sama.
Perbedaannya ada pada kualitasnya. Sebab, di siang hari ibu rumah tangga juga sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. Terutama ketika anak sudah mulai bersekolah. Otomatis ibu bertemu dengan anak sebelum berangkat dan ketika pulang sekolah. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan ibu bekerja yang bisa memaksimalkan waktu sebelum dan setelah kerja, atau di hari libur dan cuti.