TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari dua orang akan menderita rabun jauh pada 2050. Beban mata semakin meningkat karena orang kini menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan sambil melihat layar komputer dan gawai.
Saat ini orang lebih mementingkan kebugaran fisik dan penurunan berat badan dibandingkan kesehatan mata. Padahal, seseorang sangat bergantung pada mata dalam kehidupan sehari-hari.
Phillips Lighting mengambil sampel sebanyak 8.000 orang dewasa di 11 negara, yakni Cina, Ceko, Prancis, Jerman, Indonesia, Polandia, Spanyol, Swedia, Thailand, Turki, dan Amerika Serikat, ini dilakukan untuk mengetahui pencahayaan LED berkualitas dapat membantu mata menjadi lebih nyaman.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata orang menghabiskan waktu lebih dari 6 jam sehari di depan layar. Tetapi hanya 42 persen dari mereka menggunakan pencahayaan yang lebih lembut bagi mata. Hasil yang sama juga menunjukkan bahwa dalam membeli lampu hanya sepertiga responden (32 persen) yang menyatakan untuk mempertimbangkan dampak kenyamanan bagi penglihatan.
Baca juga:
4 Makanan Sahabat Mata Selain Wortel
Alasan Menghilangkan Kantung Mata Harus dengan Kompres Air Dingin
Rahasia Mata Indah Tak Hanya Ada di Wortel, Simak Kata Dokter
Penelitian juga menunjukkan saat ini lebih dari dua pertiga responden (68 persen) menganggap berat badan dan tingkat kebugaran sebagai indikator kesehatan dan kesehjateraan secara umum. Hanya sepertiga dari responden yang menganggap penglihatan sebagai penanda kesehatan secara menyeluruh.
Separuh dari para responden menyatakan merawat penglihatan mereka merupakan satu dari tiga prioritas kesejahteraan diri dan 43 persen responden melakukan kunjungan rutin ke dokter mata.
Menyangkut pencahayaan dan kenyamanan mata, orang juga tidak bertindak berdasarkan keyakinan mereka. Meskipun 74 persen dari responden yang disurvei setuju bahwa kualitas pencahayaan berdampak pada penglihatan, hanya 28 persen yang memilih bohlam lebih nyaman bagi mata, terlepas dari faktor harga.
Selain itu, 66 persen orang mengatakan mereka secara hipotesis mengeluarkan uang lebih banyak untuk bohlam jika terbukti bagus untuk penglihatan. Hanya 24 persen yang secara aktif memilih pencahayaan yang lebih lembut di mata.