TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), Profesor Dr dr Mohamad Hasan Machfoed Sp S (K) MS, mengatakan saat ini serangan stroke mulai menyerang orang yang lebih muda.
"Dulu orang terkena stroke di usia 55, 65, sekarang usia 44 tahun sudah terkena stroke," kata Machfoed, di Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2017.
Dia menerangkan perubahan usia orang yang terkena serangan stroke menjadi lebih muda dipengaruhi oleh perubahan pola hidup masyarakat, yang juga merupakan penyebab meningkatnya kasus penyakit tidak menular dewasa ini.
"Akibat perubahan pola hidup, stres, pola makan tidak teratur, banyak makan makanan siap saji dan sebagainya, kurang aktivitas fisik," katanya.
Sebagai contoh, penyintas stroke berinisial BS yang saat ini berusia 77 tahun, mengalami serangan stroke iskemik pertamanya pada usia 46 tahun dan berulang hingga 12 kali. Sementara penyintas stroke yang lain, MA, yang merupakan penderita stroke hemoragik atau stroke berdarah, telah mengalami serangan stroke dengan pecahnya pembuluh darah di otak saat berusia 41 tahun.
Kasus serangan stroke termuda dialami oleh salah seorang pasien di RS dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, yang berusia 21 tahun dengan kondisi lumpuh separuh tubuh. Penyakit stroke bisa mengakibatkan kelumpuhan permanen atau kematian bagi penderitanya.
Stroke yang dialami orang muda menghambat produktivitas bagi dirinya dan bahkan membuat anggota keluarga juga menjadi tidak produktif karena harus mengurus keluarga yang sakit. Bahkan, stroke juga menimbulkan stres bagi pasien akibat penyakit yang dideritanya dan stres bagi anggota keluarga yang mengurusnya.
Artikel terkait:
Dengarkan Denyut Nadimu untuk Deteksi Stroke Sejak Dini
Stroke Lebih Rentan Terjadi pada Perempuan, Berikut Alasannya
Kelainan Irama Jantung Picu Stroke 5 Kali Lipat