TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang tua, khususnya ibu, mengeluhkan kebiasaan anaknya yang meminta mainan mahal. Permintaan ini tentu menyedot anggaran rumah tangga, bahkan menimbulkan drama, terutama bila keinginan anak membeli mainan mahal ditolak.
Baca juga:
Pilih Mainan Anak, Hindari yang Berbahaya buat Mata
Permainan Tradisional Ajarkan Gotong Royong dan Melatih Fisik
Pertanyaannya, benarkah anak selalu ingin mainan mahal? Psikolog anak Ayoe Sutomo mengatakan tidak ada anak yang menginginkan mainan mahal, kecuali jika orang tua mengajarkan demikian.
"Anak - anak itu sebetulnya dikasih mainan apa saja mau, kok. Apalagi ketika mereka masih sangat kecil," kata Ayoe Sutomo saat ditemui di British Council, Lotte Avenue.
Ayoe Sutomo mengajak orang tua mengingat kembali tentang siapa yang pertama kali memberikan mainan mahal kepada anak. Ketika anak masih bayi, belum paham apa - apa, bukankah orang tua sendiri yang mengenalkan mainan mahal kepada anak?
Baca Juga:
Ilustrasi anak-anak dan mainan. Shutterstock.com
Barulah ketika anak sudah lebih besar, sudah bisa memilih sendiri mainannya, anak akan memilih mainan yang selama ini sudah dikenalkan orang tua mereka. Jika orang tua terbiasa membelikan mainan mahal, maka anak akan lebih suka mainan mahal. "Setelah begini baru orang tua mengeluhkan kebiasaan anak," ucap Ayoe Sutomo.
Ayoe Sutomo mengakui butuh usaha ekstra ketika orang tua memutuskan tidak membeli mainan mahal untuk anak. Orang tua harus lebih kreatif dan menyediakan waktu buat anak.
"Misalnya di hari libur akhir pekan, jangan mengajak ke mal terus membelikan mainan (yang relatif mahal) untuk anak. Ibu bisa mengajak anak main masak - masakan atau rumah - rumahan, dan permainan lain yang tidak mengeluarkan uang," ujar Ayoe Utomo.